Minggu, 25 November 2012

wisata



PARIWISATA DI BANDUNG


Kota Bandung adalah ibu kota provinsi Jawa Barat. Kota ini pada zaman dahulu dikenal sebagai Parijs van Java (bahasa Belanda) atau “Paris dari Jawa”. Karena terletak di dataran tinggi, Bandung dikenal sebagai tempat yang berhawa sejuk. Hal ini menjadikan Bandung sebagai salah satu kota tujuan wisata.

Gedung Sate / Gasibu Bandung Wayang Golek Bandung

Bandung terletak pada koordinat 107° BT and 6° 55’ LS. Luas Kota Bandung adalah 16.767 hektar. Kota ini secara geografis terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, dengan demikian, sebagai ibu kota provinsi, Bandung mempunyai nilai strategis terhadap daerah-daerah di sekitarnya. Kota Bandung terletak pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut rata-rata (mean sea level), dengan di daerah utara pada umumnya lebih tinggi daripada di bagian selatan. Ketinggian di sebelah utara adalah ±1050 msl, sedangkan di bagian selatan adalah ±675 msl. Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga Bandung merupakan suatu cekungan (Bandung Basin).
 

Model 3 dimensi citra satelit cekungan Bandung.

Letak Bandung yang geografis menjadikannya kota besar di daerah pegunungan yang nyaman, berhawa sejuk, lengkap dengan panorama alam yang indah berkat dataran tinggi dan gunung-gunung di sekelilingnya. Di daerah pegunungan di sekitar Bandung terhampar permadani hijau perkebunan teh yang menutupi hampir setiap kaki gunung. Keindahan kota, iklimnya, kecantikan dan keramahtamahan mojang-mojang priangan, juga kreatifitas penduduknya yang tinggi, menjadikan Bandung mempunyai citra dan tradisi tersendiri. Karena itu, tak salah jika Berhiber alias Bersih, Hijau, Berbunga menjadi slogan penataan kota yang di jaman kolonial Belanda pernah dijuluki Mooi Bandung (Bandung Indah) ini.

Lukisan / Painting Bandung Makanan / Kuliner Bandung

Julukan lain yang muncul pada 1920-an dan tak kalah tenar adalah Parisj van Java yang berarti Parisnya Jawa, lantaran memang Bandung disebut-sebut sebagai Eropanya daerah tropis. Sedang dibanding daerah di Amerika, Bandung adalah kembarannya Miami, karena layaknya di Miami, di Bandung juga berdiri banyak bangunan tahun 1920-an yang berarsitektur deco, salah satunya adalah Hotel Savoy Homann.

Savoy Homann Hotel
Hotel Savoy Homann

Perkembangan kota Bandung makin lama makin pesat dan meluas. Sebelumnya Bandung telah memborong 5 fungsi kota, yakni sebagai kota pemerintahan, perdagangan, industri, kebudayaan, pariwisata. Seiring perkembangannya, Bandung kini tengah mengembangkan diri menjadi kota jasa. Saat ini terdapat 140 hotel berbintang lima, 137 hotel melati dan 17 penginapan remaja yang ikut menunjang industri pariwisata Kota Kembang ini.

Untuk urusan pariwisata, Bandung memang belum bisa menandingi Yogyakarta, apalagi Bali. Namun banyak jenis wisata unik dan menarik yang ditawarkan, mulai dari wisata jajanan dan wisata belanja yang paling menarik wisatawan domestik maupun mancanegara, sampai wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, bahkan wisata loak. Pokoknya, ada seabrek yang bisa diubek-ubek di kota ini. Yang dibutuhkan hanya cukup uang, dan yang penting: cukup jeli.

Bandung Utara.
Daerah Wisata Bandung Utara, dengan sentra kegiatannya di Kawah Gunung Tangkubanperahu, Taman Hutan Raya Juanda (Dago Pakar), Maribaya – Lembang, Curug Panganten – Cisarua dan Kebun Bunga Cihideung - Parongpong. Baca selanjutnya.

Bandung Selatan.
Bandung selatan lebih dikenal sebagai sentra kegiatan agro wisata (pertanian dan perkebunan teh di Rancabali, Ciwidey, Malabar, Pangalengan dan Gununghalu), Wisata Tirta (Situ Patenggang dan Situ Cileunca) dan Wana Wisata (Kawah Kamojang, kawah Putih dan air panas Cimanggu). Baca selanjutnya.
 
Bandung Timur.
Bandung sebelah timur berbatasan langsung dengan kabupaten Sumedang, tepatnya Jatinangor. Di daerah ini terdapat pusat pendidikan, dimana terdapat beberapa kampus besar seperti universitas Padjajaran (UNPAD), sekolah tinggi pemerintahan dalam negri (STPDN), UNWIM, IKOPIN, Dan lain-lain.


Transportasi & Akomodasi.
Untuk menuju kota Bandung saat ini sudah dapat ditempuh dengan menggunakan pesawat terbang dari Jakarta, Bali, Medan atau bahkan dari Kuala Lumpur Malaysia dan Singapura.

Terdapat banyak hotel yang memadai di kota Bandung disesuaikan dengan budget anda. Kami menyarankan anda untuk terlebih dahulu mencari & membooking hotel yang anda inginkan beberapa hari sebelum keberangkatan.

wisata


TENTANG YOGYAKARTA

12 Januari 2011
TENTANG YOGYAKARTA Yogyakarta adalah kota budaya yang sangat kental dengan adat istiadat Jawa. Semua numplek di kota ini, bahkan Yogyakarta termasuk kota pelajar di Indonesia.

Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan Yogyakarta yang penuh akan Budaya Jawa. Itu dikarenakan Kota ini termasuk salah satu Daerah Istimewa yang ada di Indonesia. Keraton merupakan simbol dari keistimewaan Kota ini. Bahkan pada masa Presiden Soekarno, Kota ini dijadikan Ibu Kota Negara Republik Indonesia dan kemudian di pindah ke Jakarta hingga sekarang.

Di Kota ini pula tersedia berbagai makanan khas ala Jawa, yang memang terkenal dengan kelezatan dan kealamian bumbu-bumbunya. Kenikmatan makanannya akan memanjakan lidah anda. Anda seakan melayang merasakan nikmatnya masakan yang khas tersebut.

Salah satu yang sudah terkenal adalah Gudeg Jogja, yang memang sudah menjadi masakan keistimewaan Kota Yogyakarta sejak dulu. Dari yang sederhana yang dijual di Kucingan hingga yang mewah yang dijual di Restoran, semua ada.

Setelah anda puas menikmati makanan khas kota Yogyakarta, anda bisa langsung berwisata ke tempat-tempat yang indah di Kota ini dan sekitarnya untuk menghilangkan kepenatan dan stress anda selama beraktivitas.

wisata



Bali, sebagai bagian dari kepulauan Indonesia, merupakan sebuah pulau kecil yang indah. Keunikan panorama dan budayanya membuat pulau ini menjadi eksklusif dan dikenal sebagai pulau impian untuk berwisata. Pulau Bali memiliki banyak tempat menarik untuk dikunjungi, antara lain seperti sawah, panorama yang indah, gunung api yang menjulang tinggi menembus awan, berbagai atraksi dan aktivitas wisata, hutan tropis yang lebat, pantai berpasir yang membentang, air laut biru yang hangat, tempat-tempat berselancar, serta penduduk yang ramah dan bersahabat, yang tidak hanya memiliki budaya, melainkan hidup dengan sesungguhnya. Ritual-ritual yang dilakukan oleh suatu komunitas di sini, dan hal-hal menarik lainnya membuat liburan anda menjadi tidak terlupakan.
Di Bali, terdapat suatu festival dimana jiwa-jiwa keluar di bawah sinar bulan setiap malam. Bahkan di sini, pemakaman menjadi sebuah tradisi perayaan. Hembusan angin lembut dari laut biru akan membuat liburan impian anda menjadi semakin lengkap.
Bali-Lake-Bratan
Bali, sebuah pulau yang menjadi surga bagi para dewa, merupakan tujuan yang sempurna bagi liburan anda. Anda dapat menikmati surga ini bersama keluarga atau rekan anda. Bali menawarkan sesuatu yang menarik pada semua orang. Surga tropis ini memiliki suatu perpaduan unik fasilitas wisata modern yang digabungkan dengan tempat belanja indah yang kaya akan peninggalan dari masa lalu. Orang-orang Bali bangga karena berhasil mempertahankan keunikan budaya Hindunya dalam menghadapi kemajuan zaman. Hal ini masih tercermin dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat dilihat di berbagai upacara keagamaan, festival, serta istana dan pura yang megah. Beberapa pantai yang menjadi tempat berselancar terbaik di dunia dapat ditemukan di pantai sisi barat pulau, sedangkan sisi timur adalah surga yang indah untuk keluarga, dengan laut yang tenang dan pantai berpasir putih yang indah.

jenis kuliner



MACAM-MACAM KULINER INDONESIA

Lumpia semarang





adalah makanan semacam rollade yang berisi rebung, telur, dan daging ayam atau udang.
Cita rasa lumpia semarang adalah perpaduan rasa antara Tionghoa dan Indonesia karena pertama kali dibuat oleh seorang keturunan Tionghoa yang menikah dengan orang Indonesia dan menetap di Semarang, Jawa Tengah.[rujukan?] Makanan ini mulai dijajakan dan dikenal di Semarang ketika pesta olahraga GANEFO diselenggarakan pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.
Gethuk Goreng


Yogyakarta boleh punya bakpia, Semarang punya lumpia, tapi Sokaraja punya getuk goreng. Sokaraja merupakan kota kecil yang  terletak sekitar 7 km timur Kota Purwokerto, kabupaten Banyumas.
Kota yang masyarakatnya menggunakan bahasa Jawa dengan dialek Banyumasan atau ngapak ini memang dikenal sebagai pusat oleh-oleh getuk goreng. Bagi anda yang pernah melewati jalur utama selatan Jakarta-Bandung-Jogjakarta-Wonosobo pasti pernah melihat sejumlah pedagang yang menjajakan oleh-oleh getuk goreng. Salah satu kawasan yang menjadi pusat oleh – oleh ada di disepanjang Jl. Jenderal Sudirman Sokaraja.
Biasanya saat musim liburan sekolah, tahun baru, dan menjelang atau sesudah lebaran, kawasan ini ramai dipadati wisatawan yang ingin membeli getuk goreng sebagai oleh-oleh untuk keluarga dan teman. Getuk goreng memang cocok untuk oleh-oleh karena dapat disimpan atau bertahan hingga sepuluh hari.

Gudeg


Gudeg (bahasa Jawa gudheg) adalah makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda yang dimasak dengan santan. Perlu waktu berjam-jam untuk membuat masakan ini. Warna coklat biasanya dihasilkan oleh daun jati yang dimasak bersamaan. Gudeg dimakan dengan nasi dan disajikan dengan kuah santan kental (areh), ayam kampung, telur, tahu dan sambal goreng krecek.
Ada berbagai varian gudeg, antara lain:
  • Gudeg kering, yaitu gudeg yang disajikan dengan areh kental, jauh lebih kental daripada santan pada masakan padang.
  • Gudeg basah, yaitu gudeg yang disajikan dengan areh encer.
  • Gudeg Solo, yaitu gudeg yang arehnya berwarna putih

resep minuman



Resep Minuman Es Coklat Madu

Resep minuman coklat ini bahan-bahannya adalah :

    100 cc madu
    200 gr milk cooking chocolate, lelehkan
    100 gram gula pasir
    200 cc whipping cream
    3 kuning telur
    1 putih telur
    150 cc susu cair
    60 gram  gelatin, larutkan dengan air panas
    80 cc air panas, untuk melarutkan gelatin

Resep minuman coklat ini cara membuatnya adalah :

-Kocok kuning telur dengan gula, tambahkan susu cair, masak di atas Api sedang, sambil aduk-aduk.
-Biarkan mendidih, matikan api lalu  masukkan gelatin yang telah dilarutkan dengan air panas, cokelat leleh, madu dan whipping cream. Aduk rata.
-Kocok putih telur hingga kaku. Tuang ke dalam adonan madu, sambil aduk hingga semua bahan tercampur rata.
-Tuang ke dalam gelas-gelas mousse. Masukkan lemari pendingin hinga kaku sampai siap dihidangkan

Resep Minuman Vanilla Ice Cream

Bahan :

100 gr gula pasir
4 btr kuning telur
250 gr susu segar
250 gr krim segar
30 gr pasta es krim vanila

Cara membuat :

Kocok gula dan kuning telur hingga mengental dan berwarna agak keputihan. sisihkan.
Panaskan susu bersama krim segar hingga hampir mendidih, masukkan dalam adonan telur sambil terus diaduk.
Adonan ditim sambil terus diaduk dengan spatula kayu. Masak hingga adonan mengental. Angkat, tuangkan dalam wadah dan dinginkan.
Setelah dingin, masukkan pasta es krim vanilla dan aduk hingga rata.
Masukkan adonan ke dalam kulkas minimum selama 4 jam.
Keluarkan adonan dari kulkas, masukkan ke dalam mesin es krim. Proses sampai mengental.
Masukkan ke dalam kemasan, simpan dalam freezer agar mengeras



Resep Minuman Banana Split Ice Cream

Bahan :

1 buah pisang ambon
1 coop es krim cokelat
1 scoop es krim vanila
1 scoop es krim stroberi
50 gr kacang almond, cincang
30 gr chocolate chip
1 buah stoberi segar

Bahan saus cokelat :
100 gr cokelat blok
100 gr susu cair

Cara membuat :

Saus cokelat : tim cokelat blok hingga meleleh. Tambahkan susu cair, aduk rata.
Belah pisang ambon menjadi dua bagian. Tata di atas pirig saji.
Tambahkan es krim cokelat, vanila dan stroberi di atasnya.
Siram dengan saus cokelat.
Taburi kacang almond dan chocolate chip, lalu beri stoberi segar.


kuliner



17 Fakta Tentang Kuliner Indonesia

1. Ada lebih dari 17 jenis sambal, 17 jenis soto, dan 17 jenis sate tersebar di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
2. Ada lebih dari 8 jenis masakan tempe, 8 jenis rujak, 8 jenis pepes, dan 8 jenis krupuk di penjuru Indonesia.
3. Cuma di Indonesia 'cracker' dikenal dengan berbagai nama: krupuk, kripik, criping, emping, karak, rengginang, rambak, kemplang dll.
4. Sebelumnya, suku-suku di Indonesia punya makanan pokok masing-masing. Baru sejak pemerintahan Orde Baru makanan pokoknya diseragamkan menjadi nasi.

5. Orang Indonesia sangat suka masakan yang pedas. Takaran 'pedas' untuk orang luar Indonesia, adalah 'sedang' untuk orang Indonesia.
6. Indomie adalah makanan paling sering dicari oleh orang Indonesia di luar negeri yang sedang kangen rumah.
7. Banyak orang Indonesia merasa dirinya belum makan, kalau belum makan nasi. Bahkan kepuasan makan nasi, tidak bisa dikalahkan dengan makan lontong atau ketupat (yang notabene adalah produk olahan nasi juga).
8. Jumlah warung Tegal dan Rumah Makan Padang di Indonesia tidak bisa dihitung jumlahnya. Kita dapat menemukan Rumah Makan Padang di hampir semua daerah di Indonesia. Kecuali di Padang.
9. Karena masih satu rumpun, maka Indonesia, Malaysia dan Singapura pun 'berbagi' beberapa jenis dan nama makanan yang sama, seperti laksa, cendol, rendang, sate, rujak dll.

10. Maluku dikenal sebagai pulau rempah-rempah, dan rempah-rempah inilah yang membuat Indonesia ratusan tahun yang lalu diperebutkan negara-negara kolonial! Maluku bahkan masih dikenal sebagai salah satu daerah penghasil pala terbesar di dunia.
11. Dressing khas Indonesia, namanya bumbu kacang. Bumbu kacang digunakan untuk dressing gado-gado, ketoprak, pecel, karedok, lotek. Atau untuk cocolan otak-otak, siomay, batagor dan banyak jenis makanan lain.
12. Teknik-teknik kuliner asli Indonesia sebenarnya dipengaruhi juga oleh bangsa-bangsa yang datang ke Indonesia seperti Timur Tengah, India, Cina dan Eropa (Belanda). Kecuali Jepang?!
13. Tidak semua orang Palembang bisa membuat empek-empek, dan tidak semua orang Bangka bisa membuat martabak.
14. Istilah Soto tidak ada terjemahannya dalam bahasa Inggris. Di luar negeri, Soto dan Sop disamakan.
15. Otak-otak tidak terbuat dari otak dan sate Laler tidak terbuat dari lalat, begitu juga roti buaya tidak mengandung bagian tubuh buaya. Orang Indonesia memang kreatif dalam menciptakan nama-nama yang spektakuler.
16. Bakwan adalah nama makanan yang sangat ambigu. Di kebanyakan tempat Bakwan berarti perkedel jagung. Di Surabaya, bakwan itu sejenis bakso. Sedangkan di Bangka Belitung, bakwan adalah sejenis empek-empek rebus yang berkuah.
17. Jika memesan teh, di Jawa Tengah kita akan mendapatkan teh manis, dan di Jawa Barat kita akan mendapatkan teh tawar. Untuk mendapatkan teh tawar di Jawa Tengah kita harus spesifik mengatakan 'teh tawar', dan juga untuk mendapatkan teh manis di Jawa Barat, kita harus spesifik mengatakan 'teh manis'.

liverpool



Sejarah Liverpool FC

You'll Never Walk Alone
Liverpool Football Club (dikenal pula sebagai Liverpool atau The Reds) adalah sebuah klub sepak bola peserta Liga Utama Inggris. Liverpool adalah klub tersukses dalam sejarah persepakbolaan Inggris yang bermarkas di kota Liverpool. Liverpool telah memenangkan 5 tropi Liga Champions (dulu Piala Champions), yang merupakan rekor Inggris.18 gelar Liga Inggris, 7 Piala FA, serta, 7 kali juara Piala Liga. Stadion mereka berada di Anfield, yang terletak sekitar 4,8 km dari pusat kota Liverpool.

Salah satu klub tersukses di Inggris Raya. Didirikan pada 1892 akibat perseteruan antara Komite Everton FC dengan John Holding sebagai Presiden Club yang juga pemilik stadion Anfield. Akibat dari perseteruan itu, Everton akhirnya pindah ke stadion Goodison Park dan John Holding menjadikan stadion Anfield sebagai kandang Liverpool FC sampai sekarang. Klub sempat diberi nama Everton FC and Athletic Grounds, Ltd., atau diringkas Everton Athletic, namun FA menolak mengakui ada dua tim bernama Everton. Akhirnya pada bulan Juni 1892 John Houlding pun akhirnya memilih nama Liverpool FC. Liverpool menjelma kekuatan serius di kompetisi sepakbola Inggris.

Pada musim pertamanya, Liverpool FC berhasil menjuarai Lancashire League sebelum akhirnya bergabung dengan Divisi II Liga Inggris pada musim 1893/94. Pada musim pertamanya di Divisi II Liga Inggris, Liverpool FC langsung menjadi juara dan berhak untuk promosi ke Divisi I Liga Inggris ( sekarang Premiere League ). Tak butuh lama bagi Liverpool untuk mencicipi gelar di liga, karena pada musim pertamanya di Divisi I ini (musim 1900/01), Liverpool sukses menjuarai Divisi Satu dan mengulanginya lagi lima tahun kemudian. Liverpool FC sukses meraih juara liga 2 musim berturut-turut yaitu musim 1921/22 dan 1922/23, namun tidak mendapatkan tropi lagi sampai musim 1946/47 ketika berhasil meraih gelar liganya yang ke 5. Final Piala FA pertama dilakukan pada 1914, meskipun akhirnya mereka dikalahkan Burnley 1-0. Setelah mengarungi Divisi I selama lebih dari 50 tahun, akhirnya Liverpool FC mengalami kemerosotan dan terdegradasi ke Divisi II pada musim 1953/54.

Liverpool sempat terseok-seok sebelum akhirnya Bill Shankly datang sebagai manajer pada bulan Desember 1959. Shankly merombak tim secara besar-besaran dengan melepas 24 pemain lama dan menggunakan sebuah ruangan di stadion Anfield untuk menggelar rapat kepelatihan. Ruangan ini di namakan 'The Boot Room' yang berhasil melahirkan manajer-manajer legendaris Liverpool di kemudian hari. Di ruangan inilah Bill Shankly dan anggota 'Boot Room' lainnya seperti Bob Paisley, Joe Fagan dan Reuben Bennett mulai membangun kekuatan Liverpool FC yang membuat iri tim musuh. Hasil dari renovasi yang dilakukan oleh Bill Shankly mulai membuahkan hasil ketika berhasil promosi ke Divisi I pada musim 1961/62 dan menjadi juara liga pada musim 1963/64. Setelah menjuarai Piala FA yang pertama pada tahun 1965 dan menjuarai Liga pada musim 1965/66, Bill Shankly berhasil mempersembahkan gelar juara Liga dan piala UEFA pada musim kompetisi 1972/73. Musim berikutnya Bill Shankly berhasil mempersembahkan gelar piala FA setelah membantai Newcastle United 3-0. Tidak ada yang menyangka bahwa gelar piala FA itu merupakan persembahan terakhir dari seorang Bill Shankly. Karena secara tiba-tiba Bill Shankly memutuskan untuk pensiun. Pemain dan Liverpudlian ( julukan untuk penggemar fanatik Liverpool FC ) berusaha untuk membujuk, bahkan para pekerja di Liverpool mengancam akan melakukan mogok kerja. Tetapi Bill Shankly tetap pada pendiriannya dan menyerahkan tongkat manajerial kepada asisten-nya yaitu Bob Paisley. Bill Shankly akhirnya pensiun pada tahun 1974 dan bergabung dengan Liverpudlian di tribun The Kop.


Kejayaan Liverpool bersama Bill Shankly dilanjutkan Bob Paisley yang pada saat itu berusia 55 tahun. Dia menjabat sebagai manajer Liverpool FC dari tahun 1974 sampai 1983 dan hanya pada awal tahun Bob Paisley tidak dapat memberikan gelar untuk Liverpool FC. Selama 9 tahun Bob Paisley menjabat sebagai manajer Liverpool FC, beliau memberikan total 21 tropi, termasuk 3 Piala Champion, 1 Piala UEFA, 6 juara Liga Inggris dan 3 Piala Liga secara berturut-turut. Dengan semua gelar itu tidak salah bila Bob Paisley menjadi manajer tersukses yang pernah menangani klub Inggris. Tidak hanya sukses memberikan gelar untuk Liverpool FC, tetapi Bob Paisley juga sukses dalam melakukan regenerasi di tubuh Liverpool FC dengan tampilnya para bintang muda seperti : Graeme Souness, Alan Hansen, Kenny Dalglish dan Ian Rush. Walaupun Bob Paisley akan mewariskan sebuah skuad muda yang sangat hebat dan berbakat, tetapi dengan semua torehan gelar itu akan menjadi sangat berat buat siapapun penerusnya.

Sebagai penerus Bob Paisley yang pensiun di tahun 1983, Joe Fagan yang pada saat itu berusia 62 tahun, berhasil mempersembahkan treble buat Liverpool yaitu juara Liga, juara Piala Liga dan juara Piala Champion. Raihan ini menjadikan Liverpool FC sebagai klub sepakbola Inggris yang berhasil meraih 3 gelar juara sekaligus dalam 1 musim kompetisi. Sayangnya, catatan keemasan itu sedikit ternoda oleh insiden di stadion Heysel. Insiden yang terjadi sebelum pertandingan final Piala Champion antara Liverpool FC dan Juventus ini menewaskan 39 orang, sebagian besar adalah pendukung Juventus. Insiden ini mengakibatkan pelarangan bagi semua klub sepakbola Inggris untuk berkompetisi di Eropa selama 5 tahun. Dan Liverpool FC dilarang mengikuti semua kompetisi Eropa selama 10 tahun yang akhirnya dikurangi menjadi 6 tahun. Selain itu, 14 Liverpudlian didakwa bersalah atas peristiwa yang dikenal dengan Tragedi Heysel. Setelah peristiwa mengerikan itu, Joe Fagan memutuskan untuk pensiun dan memberikan tongkat manajerial selanjutnya kepada Kenny Dalglish yang ditunjuk sebagai player-manager. Joe Fagan menyerahkan tugas manajerial Liverpool FC kepada Kenny Dalglish yang pada saat itu sudah menjadi pemain hebat tetapi masih harus membuktikan kapabilitas sebagai seorang manajer.

Pada masa kepemimpinan Kenny Dalglish, Liverpool FC dibawa menjadi juara Liga Inggris sebanyak 3 kali dan juara Piala FA sebanyak 2 kali, termasuk gelar ganda juara Liga Inggris dan juara Piala FA pada musim kompetisi 1985/86. Bila tidak terkena sangsi dari UEFA, bisa dipastikan Liverpool FC menjadi penantang serius untuk merebut Piala Champion pada saat itu. Kesuksesan Liverpool FC di masa kepemimpinan Kenny Dalglish kembali dibayangi kejadian mengerikan lainnya yaitu Tragedi Hillsborough. Pada pertandingan semi-final Piala FA melawan Nottingham Forrest tanggal 15 April 1989, ratusan penonton dari luar stadion memaksa masuk ke dalam stadion yang mengakibatkan Liverpudlian yang berada di tribun terjepit pagar pembatas stadion. Hal ini mengakibatkan 94 Liverpudlian meninggal di tempat kejadian, 1 Liverpudlian meninggal 4 hari kemudian di rumah sakit dan 1 Liverpudlian lainnya meninggal dunia setelah koma selama 4 tahun. Akibat Tragedi Hillsborough ini pemerintah Inggris melakukan penelitian kembali mengenai faktor keamanan stadion sepakbola di negaranya. Dikenal dengan sebutan Taylor Report, menyebutkan bahwa penyebab dari Tragedi Hillsborough ini adalah faktor penonton yang melebihi kapasitas stadion karena kurangnya antisipasi dari pihak keamanan. Akhirnya pemerintah Inggris mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan setiap klub divisi I Inggris untuk meniadakan tribun berdiri. Setelah menjadi saksi hidup dari tragedi mengerikan Heysel dan Hillsborough, 'King' Kenny Dalglish tidak pernah bisa lepas dari trauma yang menghinggapi dirinya. Akhirnya pada tanggal 22 Februari 1990 beliau mengumumkan pengunduran dirinya sebagai manajer Liverpool FC. Pengumuman yang sangat mengejutkan dunia sepakbola pada saat itu, karena Liverpool FC sedang bersaing ketat dengan Arsenal dalam perebutan gelar Liga Inggris. Alasan yang disebutkan oleh Kenny Dalglish pada saat itu adalah tidak bisa lagi menghadapi tekanan dalam menahkodai Liverpool FC. Selama beberapa minggu Liverpool FC ditangani oleh pelatih tim utama Ronnie Moran sebelum akhirnya Liverpool FC menunjuk Graeme Souness sebagai manajer berikutnya. 'King' Kenny Dalglish kemudian dikenang sebagai legenda terhebat Liverpool FC karena sangat sukses baik sebagai pemain maupun manajer.

Perginya 'King' Kenny Dalglish dan 2 tragedi yang mengerikan ( Heysel dan Hillsborough ) sepertinya memberikan trauma, hukuman atau kutukan yang mendalam bagi Liverpool Football Club. Kedatangan Graeme Souness pun tidak mengubah peruntungan Liverpool FC. Walaupun Souness bisa memberikan gelar Piala FA pada tahun 1992, tetapi dengan kebijakan transfer pemain yang kurang baik dan penerapan strategi yang sedikit membingungkan menjadikan Liverpool tampil tidak konsisten pada musim itu. Hal lain yang memperburuk hubungan Souness dan Liverpudlian adalah ketika Souness menceritakan proses pemulihan kesehatannya pasca operasi jantung kepada koran The Sun. Seperti diketahui bahwa masyarakat di Merseyside memboikot koran The Sun yang sering memojokkan Liverpudlian mengenai tragedi Hillsborough. Pada 28 Januari 1994 Graeme Souness akhirnya mengundurkan diri sebagai manajer Liverpool FC setelah tersingkir dari Piala Liga dan Piala FA. Pelatih Roy Evans ditunjuk sebagai manajer Liverpool FC selanjutnya. Liverpool FC berada di urutan ke 8 klasemen hasil terburuk selama 29 tahun terakhir. Walaupun secara raihan gelar juara Graeme Souness tidak sukses, tetapi pada masa kepemimpinannya banyak lahir talenta muda diantaranya : Robbie Fowler, Steve McManaman, Jamie Redknapp, Rob Jones dan David James.

Manajer Liverpool selanjutnya adalah pelatih senior Roy Evans yang sudah bersama Liverpool FC selama lebih dari 30 tahun. Pada musim 1994/95 Liverpool menduduki peringkat 5 Liga Primer Inggris dan berhasil menjuarai Piala Liga dengan mengalahkan Bolton Wanderers dengan skor 2-1. Roy Evans berhasil mengembalikan ciri khas permainan Liverpool yaitu 'pass and move'. Tetapi permainan apik dan indah Liverpool FC pada masa ini tidak diimbangi determinasi dan agresifitas yang memadai dari para pemainnya, sehingga Liverpool pada masa Roy Evans sering disebut 'Spice Boys'. Selain semakin matangnya pemain seperti : Robbie Fowler, Steve McManaman dan Jamie Redknapp, pada masa kepelatihan Roy Evans muncul bakat muda bernama Michael Owen yang berhasil mencetak 18 gol dan menjadi PFA Young Player of the Year Award pada tahun 1998.

Pada musim kompetisi 1998/99 Liverpool FC menarik pelatih asal Prancis Gerard Houllier untuk berpartner dengan Roy Evans sebagai 'joint manager'. Tetapi Roy Evans merasa tidak cocok bekerjasama dengan Gerard Houllier, sehingga mengundurkan diri pada bulan November 1998. Setelah menjadi manajer tunggal, Houllier merombak total tim dengan memasukan pemain seperti : Sami Hyypia, Stephan Henchoz, Markus Babbel, Dietmar Hamann, Gary McAllister dan Emile Heskey. Selain muncul bintang muda Michael Owen, Houllier juga berhasil mempromosikan bakat muda dengan talenta luar biasa bernama Steven Gerrard. Tahun 2001 menjadi tahun terbaik Liverpool FC setelah mengalami kemerosotan prestasi di tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun ini Liverpool FC berhasil meraih Piala Liga, Piala FA, Piala UEFA, Piala Charity Shield dan Piala Super UEFA. Keberhasilan ini memunculkan secercah harapan bagi Liverpool untuk dapat meraih gelar juara Liga Inggris yang terakhir diraih pada tahun 1990. Pada tahun 2003 Liverpool FC berhasil meraih Piala Liga dan menduduki peringkat ke 4 pada musim 1993/94 sehingga berhak mengikuti kualifikasi Liga Champions. Walaupun berhasil memberikan sejumlah gelar buat Liverpool FC, tetapi taktik bertahan yang diterapkan Gerard Houllier dianggap tidak bisa bersaing untuk meraih gelar Liga Inggris. Taktik bertahan dan mengandalkan serangan balik sangat mudah diantisipasi oleh lawan, sehingga pada 24 Mei 2004 Gerard Houllier digantikan oleh Rafael Benitez.

Rafael Benitez datang ke Liverpool FC setelah berhasil membawa Valencia menjadi juara Liga Spanyol 2 kali dan juara Piala UEFA. Harapan Liverpudlian untuk menjadi juara Liga Inggris kembali membumbung tinggi setelah Benitez berhasil membawa Liverpool FC menjuarai Liga Champions untuk yang ke 5 kalinya. Pada final yang dikenang sebagai partai terhebat sepanjang masa, Liverpool FC berhasil mengalahkan AC Milan setelah tertinggal 0-3 di babak pertama. Tetapi gol dari kapten Steven Gerrard, Vladimir Smicer dan penalti Xabi Alonso berhasil membawa Liverpool FC ke babak perpanjangan waktu dan adu penalti. Kiper Liverpool FC Jerzy Dudek menjadi pahlawan setelah berhasil menahan tendangan penalti Shevchenko. Kemenangan pada partai final Liga Champions inilah yang menjadi alasan kapten dan legenda hidup Liverpool FC Steven Gerrard untuk tidak pindah ke klub lain. Keputusan yang disambut gembira oleh para Liverpudlian. Liverpool FC kemudian dibawa Rafael Benitez untuk menjadi juara Piala Super Eropa dengan mengalahkan juara Piala UEFA CSKA Moskow dengan skor 3-1. Piala FA tahun 2006 menjadi piala terakhir yang dipersembahkan oleh Rafael Benitez untuk Liverpool FC. Dalam perjalanan menuju final piala FA, Liverpool FC mengalahkan Luton Town dengan skor 5-3, MU 1-0, Birmingham City 7-0 dan mengalahkan Chelsea 2-1 di semi-final. Di partai final Liverpool FC berhasil mengalahkan West Ham United dengan Steven Gerrard sebagai Man Of The Match. Steven Gerrard memberi umpan untuk gol pertama, melakukan tendangan voli untuk gol ke 2 dan melakukan tendangan jarak jauh yang fenomenal pada menit ke 91. Dengan skor 3-3 akhirnya pertandingan dilanjutkan dengan babak perpanjangan waktu dan adu penalti. Walaupun selama pertandingan kiper Pepe Reina beberapa kali melakukan kesalahan fatal, tetapi pada saat adu penalti berhasil menahan 3 dari 4 tendangan pemain West Ham United. Final Piala FA ini disebut sebagai 'Final-nya Gerrard' dan dicatat sebagai partai final terbaik di era modern Piala FA. Setelah memenangi Piala Community Shield tahun 2006 dan berhasil mencapai final Liga Champions 2007, musim-musim berikutnya menjadi musim tanpa gelar bagi Rafael Benitez dan Liverpool FC. Satu-satunya kabar yang menggembirakan bagi Liverpudlian adalah kembalinya 'King' Kenny Dalglish untuk membidani Liverpool FC Youth Academy pada tahun 2009. Akhirnya Rafael Benitez berhaenti pada tanggal 3 Juni 2010 dan digantikan oleh Roy Hodgson. Pada masa kepemimpinan Rafael Benitez, Liverpool FC mengalami 2 kali peralihan kepemilikan klub. Yang pertama pada tahun 2007 ketika dibeli oleh George Gillett and Tom Hicks dan pada tahun 2010 ketika Liverpool FC di ambil alih New England Sports Ventures milik John W. Henry.

1 Juli 2010 Roy Hodgson resmi menangani Liverpool FC selama tiga tahun. Pada keterangan pers Roy Hodgson mengatakan sangat bangga bisa menangani klub sebesar Liverpool FC dan tidak sabar untuk bertemu dengan para pemain, Liverpudlian dan ingin segera bekerja di Melwood. Tetapi situasi di Liverpool FC pada saat itu masih sangat tidak menentu karena sedang dalam masa peralihan kepemilikan. Hiruk pikuk berita tentang kebangkrutan klub dan proses peralihan yang berkepanjangan sangat memengaruhi suasana di Liverpool FC pada saat itu. Liverpool FC pun akhirnya mengawali musim 2010/11 dengan sangat buruk. Sampai pertengahan bulan Oktober Liverpool FC berada di zona degradasi dan kalah dari klub divisi II Northampton Town. Selain itu Liverpool FC menghadapi ancaman pengurangan 9 poin dari FA bila tidak bisa menyelesaikan situasi internal. Akhirnya pada bulan Januari 2011 Liverpool FC dan Roy Hodgson sepakat untuk mengakhiri kerjasama dan posisi manajer selanjutnya dijabat oleh 'King' Kenny Dalglish untuk yang ke 2 kalinya sampai akhir musim. 

Sabtu, 24 November 2012

manchester city

sejarah manchester city


City Football Club, tidak terlepas dari peran seorang wanita. Pada November 1865, Arthur Connell diangkat sebagai Kepala Gereja St.Mark's di West Gorton, sebuah distrik di timur Manchester, Inggris. Putrinya Anna Connell (1855-1924) berinisiatif dan memutuskan untuk membentuk sebuah asosiasi yang mendorong para pemuda paroki untuk berolahraga. Saat itu tingkat kejahatan dan pengangguran sangat tinggi. Mereka percaya bahwa olahraga dapat menyatukan dan mengurangi kejahatan di timur Manchester.

Tahun 1868 sudah terbentuk Tim Kriket Gereja St.Mark's dan mulai tahun 1875 tim kriket mulai menambahkan permainan sepakbola yang pada waktu itu mulai populer.

Akhirnya pada tahun 1880 para pemain kriket membentuk tim sepak bola dengan nama St.Marks (West Gordon) dibawah bimbingan William Beastow dan Anna Connell (diyakini sebagai satu-satunya wanita telah mendirikan sebuah klub sepak bola profesional di Inggris).


Tahun 1887 mereka pindah ke markas yang baru di Hyde Road, Ardwick. Nama klub pun berubah menjadi Ardwick A.F.C. untuk menyesuaikan dengan letaknya yang baru. Ardwick mulai ikut berkompetisi di divisi 2 Football League tahun 1892. Setahun kemudian, musim 1893-94, masalah keuangan membelit klub dan setelah direorganisasi ulang akhirnya mereka berganti nama lagi menjadi Manchester City Football Club.

Masa Pembentukan (1875-1894)
St.Mark's (1880-1887)
Anggota Gereja St.Marks dari Inggris, West Gorton, Manchester, mendirikan klub sepak bola yang sekarang dikenal sebagai Manchester City, untuk tujuan kemanusiaan. Mereka, berusaha untuk mengekang kekerasan geng lokal dan alkoholisme dengan membentuk kegiatan baru untuk pria lokal, sementara pengangguran yang tinggi juga melanda Timur Manchester, khususnya Gorton.

Semua orang dapat mengikutinya, tanpa memandang agama, yang pada abad ke-19 sangat sensitif. Anna Connell secara pribadi mengunjungi setiap rumah di paroki tersebut untuk menarik minat dan keterlibatan, mengundang baik Protestan dan Katolik untuk mengambil bagian dalam kegiatan baru tersebut.

Sebuah klub kriket gereja sudah dibentuk sebelumnya pada tahun 1868. Anna menyampaikan saran kepada pegawai Gereja, William Beastow. Dia menduga bahwa rutinitas sehari-hari laki-laki akan lebih baik bila disalurkan melalui permainan kolektif yang dikelola gereja, melalui permainan olahraga baru, yang semakin populer di akhir abad ke-19 yang disebut dengan 'sepak bola'. Untuk mewujudkan hal tersebut dan sebagai bagian dari keinginan Anna Connell untuk menyembuhkan penyakit sosial, sipir gereja William Beastow dan Thomas Goodbehere memulai menbentuk tim sepak bola geraja yang disebut St.Mark's (West Gorton), kadang dituliskan West Gorton (St.Mark's) pada musim dingin tahun 1880.[5] Anna Connell dikenal sebagai satu-satunya wanita yang membentukan klub sepakbola utama Inggris.

Pertandingan pertama tim tercatat terjadi pada 13 November 1880, melawan tim gereja dari Macclesfield. St.Mark's mengenakan kemeja hitam dengan celana pendek putih. St Marks kalah dalam pertandingan 2-1, dan hanya memenangkan satu pertandingan selama musim perdana mereka di 1880-81, dengan kemenangan atas Stalybridge Clarence Maret 1881.[6]

Pada tahun 1884, klub bergabung dengan klub lain, yaitu Gorton Athletic. Tetapi merger tersebut hanya berlangsung beberapa bulan sebelum klub dibagi lagi. St Mark's menamakan diri mereka dengan Gorton A.F.C sementara Gorton Athletic berubah menjadi West Gorton Athletic.[7] Dengan perubahan nama ini, tim secara bertahap kehilangan sentuhan awal agama mereka, dan nama St.Mark's perlahan memudar, dengan klub sering menempatkan St.Mark's dalam tanda kurung.
Ardwick A.F.C. (1887-1894)

Pada tahun 1887, Gorton A.F.C. berubah status menjadi profesional dan pindah ke tempat baru di Hyde Road Ardwick, dan mengganti namanya menjadi Ardwick AFC untuk mencerminkan lokasi baru di timur kota. Pertandingan pertama mereka di Hyde Road pada 10 September 1887 direncanakan untuk melawan Salford AFC sebagai "grand opening" stadion baru. Tetapi pertandingan tidak jadi dilaksanakan karena Salford AFC tidak dapat bertanding.[8]

Pada tahun 1889 terjadi bencana ledakan tambang batubara dekat Hyde Road yang menyebabkan kematian 23 penambang. Ardwick dan Newton Heath, yang keduanya kemudian menjadi Manchester City dan Manchester United, mengadakan pertandingan persahabatan di bawah lampu sorot, dalam rangka menghimpun dana bantuan bencana.

Pada tahun 1885 diadakan Piala Manchester (Manchester Cup) untuk pertama kalinya. Ardwick AFC menjadi lebih dikenal luas pada tahun 1891, setelah menjuarai Manchester Cup untuk pertama kalinya, mengalahkan Newton Heath 1–0 di final.[9]

Keberhasilan ini berpengaruh terhadap keputusan Football Alliance untuk menerima Ardwick sebagai anggota untuk musim 1891-1892. Pada saat Football Alliance bergabung dengan Football League pada tahun 1892, Ardwick AFC menjadi sebagai salah satu anggota pendiri Divisi Dua.

Masalah keuangan di musim 1893-1894 menyebabkan reorganisasi dalam klub, dan Ardwick berubah menjadi Manchester City, dengan nama resmi Manchester City Football Club Company Limited dan menjadi perusahaan yang terdaftar pada tanggal 16 April 1894.
Masa awal Manchester City F.C (1894-1928)
Masa Perkembangan (1894-1898)
Billy Meredith "The Welsh Wizard" pemain kunci City diawal pembentukan

Mulai tahun 1894 klub ditata ulang oleh manajemen. Manajer Yosua Parlby merekrut Billy Meredith yang berusia 19 tahun dari Northwich Victoria. "The Welsh Wizard" tersebut sangat hebat karena mempunyai telenta yang tinggi dan masa depan yang bagus. Billy bermain untuk tim nasional Wales dan menang pertama kali pada tahun 1895. Namun, ia terus bekerja di bawah tanah sebagai penambang selama seminggu sampai 1896, ketika Manchester City akhirnya bersikeras bahwa dia harus melepaskan pekerjaan tambang batu bara nya.

Klub ini berkembang dengan pesat dan pada tahun 1895, dan sudah menarik lebih dari 20.000 orang sebagai pendukung. Para pendukung Manchester City waktu itu dikenal sebagai penggemar riang klub mereka, sering menyalurkan antusiasme mereka dan menciptakan suasana yang ramai di Hyde Road, dengan terompet. Kadang-kadang sesekali mereka memakai pakaian yang mewah.
Manchester City saat menjuarai Piala FA 1904

Pada tahun 1899, klub menjuarai Divisi II dan berhak promosi untuk pertama kalinya ke tingkat tertinggi dalam sepak bola liga Inggris saat itu, Divisi I.

Klub akhirnya mencatatkan gelar pertamanya pada tanggal 23 April 1904, dengan mengalahkan Bolton Wanderers 1–0 di Crystal Palace dalam sebuah final turnamen sistem gugur paling bergengsi di sepak bola Inggris, yaitu Piala FA atau lebih dikenal dengan FA Cup. Klub nyaris mendapatkan gelar ganda pada tahun 1904 karena mengakhiri liga Divisi I sebagai runner-up pada musim 1903-1904.
Pindah ke Maine Road (1923)

Pada tahun 1920, Hyde Road menjadi stadion sepakbola pertama di luar London yang dikunjungi oleh raja yang berkuasa.[10] Pada tanggal 27 Maret 1920 Raja George V hadir di Hyde Road untuk menyaksikan pertandingan antara Manchester City dan Liverpool.[11]

Bulan November sebuah kebakaran yang disebabkan oleh rokok menghancurkan tribun utama dan akhirnya Manchester City mulai mencari rumah baru. Awalnya diusulkan kemungkinan untuk berbagi Stadion Old Trafford dengan tetangganya, Manchester United. Namun sewa yang diusulkan United terlalu mahal, sehingga Hyde Road diperbaiki dan City terus bermain di Hyde Road.

Rencana untuk pindah dari timur Manchester ke selatan Manchester di Maine Road, Moss Side membuat marah John Ayrton, Direktur Manchester City saat itu. John akhirnya berpisah dari klub dan mendirikan Manchester Central FC, karena merasa harus ada sebuah tim sepak bola dari timur Manchester.

Akhirnya rencana klub untuk pindah ke basis baru di Maine Road, Moss Side diumumkan pada tahun 1922. Pertandingan terakhir Manchester City di Hyde Road adalah pertandingan liga melawan Newcastle United pada 28 April 1923, dan pada bulan Agustus 1923 menjadi pertandingan sepak bola terakhir yang diadakan di Hyde Road. Manchester City memulai musim 1923-1924 di Maine Road, yang saat itu memiliki kapasitas 85.000 dan dijuluki Wembley of The North

Setelah itu beberapa bagian dari Hyde Road masih digunakan. Atap stand utama dijual ke Halifax Town, dan didirikan The Shay Stadium dimana atap stand utama masih digunakan. Selama satu dekade, semua jejak sepak bola menghilang dari Hyde Road. Pada 2008, lokasi bekas lapangan adalah depo bus, sebagai tempat latihan para supir.


Tahun 1926 klub mencapai Final Piala FA, dan mencetak 31 gol dalam 5 pertandingan dalam perjalanan ke final. Namun di pertandingan final City dikalahkan 1–0 oleh Bolton Wanderers. Kekecewaan bertambah, karena di liga City terdegradasi di akhir musim. Tahun 1928 City menjadi juara Divisi II dan kembali promosi ke Divisi I.
Periode 1928-1965
Tim Tahun 1930-an

Pada tahun 1930-an City mulai menjadi penantang serius, dalam berbagai kesempatan di Piala FA. Di tahun 1930-an City mempunyai beberapa nama terkenal seperti Matt Busby yang kemudian menjadi Manager Manchester United, Frank Swift seorang penjaga gawang dengan rentang tangan hingga jari mencapai 12 inci, yang masih dianggap sebagai salah satu penjaga gawang terbaik sepanjang masa. Kemudian ada striker yang sulit dipahami karakternya tapi rawan cedera yaitu Fred Tilson dan kapten yang sangat berpengaruh yaitu Sam Cowan. Di sebuah pertandingan final, sebelum pertandingan pada saat bersalaman, Sam Cowan memberitahukan kepada Raja dengan mengatakan , "Yang Mulia, ini adalah Tilson. Dia hari ini bermain dengan kaki yang patah".

Cowan menjadi kapten City, menggantikan Jimmy McMullan. Selama menjadi kapten, City mencapai final Piala FA sebanyak 2 kali. Yang pertama adalah pada tahun 1933, melawan Everton. Selama pertandingan Cowan sering berhadapan langsung melawan Kapten Everton Dixie Dean. Kedua pemain terkenal karena kemampuan mereka dalam menjaga daerahnya. Matt Busby mengatakan bahwa "Cowan bisa menyundul bola sama jauhnya jika kita menendang dengan kaki". Tetapi Dean menang dalam pertempuran udara, mencetak gol kedua Everton dengan sundulan kepala. Kehadiran Dean memberi Cowan dilema, dia terpecah antara tekad untuk tidak meninggalkan Dean dan keinginan untuk membantu menyerang ke depan. Akhirnya Everton menang 3-0.

Tapi pada saat Cowan menerima medali sebagai runner-up dari Duke of York, ia mengatakan bahwa ia akan kembali tahun depan sebagai pemenang. Sesuai dengan perkataan Cowan, City kembali ke Wembley pada tahun berikutnya (1934), dan akhirnya memenangkan Piala FA, Cowan memenuhi janjinya. Klub mengakhiri liga pada tahun 1930 di posisi ketiga, dan kalah tipis dari Arsenal oleh gol Herbert Chapman di menit terakhir pada semi-final Piala FA 1932.
Spesialis Piala FA
Raja George V hadir di Wembley pada Final Piala FA 1934 Manchester City vs Portsmouth

City mendapatkan reputasi sebagai spesialis Piala FA pada tahun-tahun itu. Pada tahun 1934, 84.559 pendukung datang memenuhi Maine Road untuk menyaksikan City melawan Stoke City di perempat final. Rekor kehadiran tersebut masih bertahan hingga saat ini.

Di final Piala FA 1934, Cowan menjadi pemain pertama dan satu-satunya pemain City yang tampil di tiga final Piala FA. Dia adalah kapten saat City menang 2-1 atas Portsmouth. Sebagai kapten tim Cowan sangat bertanggung jawab untuk memotivasi sesama pemain dan menjaga taktik pertandingan. Pada era itu, seorang kapten dapat seperti manager, yang secara administrasi dapat memberikan masukan taktik.

Semusim setelah kemenangan Piala FA, klub mengakhiri liga di urutan keempat pada musim 1934-35 dan gagal memperbaiki rekor Piala FA setelah kalah 1-0 dari Tottenham di babak ketiga. Di musim 1935-1936 berikutnya City harus berjuang untuk mengakhiri liga di posisi kesembilan.
Juara Liga Pertama (1937)

City akhirnya merebut gelar juara liga Divisi I pertama mereka pada tahun 1937 setelah menjadi runner-up dua kali di 1903-04 dan 1920-21, dan berakhir di tempat ketiga sebanyak tiga kali di 1904-05, 1907-08 dan 1929-30. City keluar sebagai juara dan satu-satunya tim dengan mencetak lebih dari 100 gol, serta tidak terkalahkan selama 22 pertandingan di liga.
Juara Bertahan Terdegradasi (1938)

Di musim 1937-1938 berikutnya mereka langsung terdegradasi ke divisi II, kendati mencetak gol lebih banyak dari tim manapun di liga. Peristiwa ini dikaitkan dengan typical City syndrome. City menjadi satu-satunya juara bertahan yang terdegradasi dalam sejarah sepak bola Inggris.

Setelah satu musim di Divisi II, akhirnya liga dihentikan karena terjadinya Perang Dunia II. Selama periode enam tahun, Liga Perang diperkenalkan, namun hal ini hanya bertujuan sebagai olahraga hiburan yang ditujukan untuk memberikan semangat kepada seluruh rakyat di kota-kota di seluruh Inggris. Beberapa pemain memilih untuk bermain untuk City selama perang dan beberapa bermain sebagai tamu untuk tim lain seperti Frank Swift. Sedangkan Jackie Bray bergabung dengan Angkatan Udara Inggris, Royal Air Force pada tahun 1940 untuk ikut membantu perang dan dianugerahi Medali Kerajaan Inggris karena jasa-jasanya selama perang.

20 tahun kemudian, Manchester City yang terinspirasi kan taktik bernama Revie Plan berhasil masuk final Piala FA 1955. Mereka kalah di final melawan Newcastle United, tapi tahun berikutnya mereka menjuarai Piala FA dengan mengalahkan Birmingham di final 3-1. Partai final tahun 1956 ini termasuk partai final Piala FA yang dikenang orang banyak karena di pertandingan itu kiper City, Bert Trautmann, terus bermain walaupun mengalami patah tulang leher.

Setelah itu City tenggelam dan baru muncul ke permukaan saat Joe Mercer dan Malcolm Allison ditunjuk untuk menjadi duo manajer klub pada tahun 1965.
Periode 1965-2001
Malcolm Allison pada saat City juara Piala Carling 1970

Setelah Joe Mercer ditunjuk sebagai manager, mereka membuat pembelian terpentingnya pada Mike Summerbee dan Colin Bell. Dua musim berikutnya, musim 1967-1968, Manchester City menjuarai divisi satu untuk kedua kalinya. Pada partai terakhir mereka memastikan gelar juara dengan kemenangan 4–3 di kandang Newcastle. Piala dan prestasi pun kemudian mulai mengalir datang. Piala FA mereka raih lagi pada tahun 1969 serta Piala Winners Eropa pertama kalinya mereka raih pada tahun 1970 dengan mengalahkan Gornik Zabrze 2–1 di final.

Rivalitas dengan klub sekota, Manchester United, selalu sengit. Salah satu partai yang banyak dikenang adalah pada partai terakhir di musim liga 1973–1974. Derby panas tak terelakkan tatkala baik City maupun United harus menang agar bisa selamat dari degradasi. Pemain legendaris MU, Denis Law, mencetak satu-satunya gol kemenangan yang juga otomatis melempar rival sekotanya ke divisi 2. Tahun 1976 mereka meraih Piala Liga dengan mengalahkan Newcastle di final 2–1.

Manchester City tidak menghasilkan gelar penting dan hanya timbul-tenggelam di Premiership. Mereka hanya promosi ke divisi utama namun kemudian terdegradasi lagi ke divisi 2. Bahkan pada tahun 1998 mereka terdegradasi sampai ke divisi 3 (Football League One). Setelah kedatangan David Bernstein sebagai chairman yang baru, City pun mulai berbenah.
Periode 2001-Sekarang

Pada tahun 2001, Kevin Keegan ditunjuk untuk menangani Citizens, pada saat itu City bermain di divisi 2 (Football League Championship). Dibawah Kevin Keegen mereka berhasil menjuarai Football League Championship dan mereka pun berhasil promosi ke Liga Utama Inggris.

Maret 2005 Keegan mundur dan Stuart Pearce menggantikannya sebagai caretaker atau manager sementara. Penampilan City yang cemerlang membuat Pearce diangkat sebagai manager penuh dan musim 2005-2006 Pearce membawa City menempati urutan ke-6 Liga Utama. Musim berikutnya penampilan City menurun drastis dan hanya menghuni papan bawah klasemen walaupun tidak sampai terdegradasi. Pearce akhirnya dipecat dan digantikan mantan manajer tim nasional Inggris, Sven-Göran Eriksson. Pada saat itu Manchester City telah dimiliki oleh miliuner ambisius yang juga bekas perdana menteri Thailand, Thaksin Shinawatra.

Di bawah Eriksson, City tampil perkasa pada awal kompetisi namun mulai kehilangan keseimbangan mulai dari pertengahan kompetisi, walaupun demikian mereka bisa mencapai zona Piala UEFA berkat penampilan fair playnya. Thaksin yang tidak sabaran sudah ingin memecat Eriksson sebelum akhir kompetisi jika saja tidak ditahan oleh fans Citizen yang merasa Thaksin terlalu semena-mena dan tidak memperhatikan keinginan fans City. Pemecatan Eriksson hanya tertunda sebentar dan benar-benar dilakukan saat akhir kompetisi.

Mark Hughes, manager Blackburn Rovers dan juga mantan pemain kesayangan klub sekota Manchester United, ditunjuk untuk menggantikannya. Dibawah Hughes, City berhasil menempati posisi Liga Utama Inggris pada musim 2008-09 dan juga berhasil menembus babak perempat-final Piala UEFA. Hughes hanya bertahan hingga setengah musim 2009–10, dimana ia digantikan oleh Roberto Mancini.

Dibawah Mancini, City berhasil menempati posisi kelima pada Liga Utama Inggris musim 2009–10. Musim berikutnya, City berhasil menjuarai Piala FA setelah mengalahkan Stoke City 1–0 dan berhasil menempati posisi ketiga pada Liga Utama, hanya perbedaan selisih gol saja yang membuat City gagal menggusur Chelsea dari peringkat kedua. Musim 2011–12 menandai keberhasilan City menyudahi 44 tahun puasa gelar juara Liga (terakhir pada tahun 1968) dalam kompetisi yang ketat dengan Manchester United. City berhasil juara dengan perbedaan selisih gol yang lebih baik.


real madrid



Sejarah Real Madrid | History Klub Real Madrid -

Info Tim :

Berdiri: 1902
Alamat: C/ Concha Espina, 1 Spain
Telpon: (+34) 91 398 43 00 -
Ketua: Florentino Pérez
Direktur: Miguel Pardeza
Stadion: Santiago Bernabeu



Real Madrid bisa dibilang merupakan tim yang paling sukses di dunia. Bagaimana tidak, berbagai gelar dan raihan jumlah gelar yang diperolehnya mungkin lebih banyak dibandingkan dengan tim-tim lainnya di dunia. Hal tersebut menjadi dasar FIFA menempatkan Real Madrid sebagai klub paling sukses sepanjang abad ke-20 dengan raihan 31 gelar Primera Liga Spanyol, 16 Piala Spanyol, 9 gelar Piala dan Liga Champions, dan  2 trofi Piala UEFA. Madrid merupakan founding member FIFA, pendiri G-14 (organisasi klub-klub terkemuka Eropa yang kini tukar nama menjadi Asosiasi Klub Eropa). Selain sarat akan sejarah, Real Madrid juga terkenal karena kemegahannya dan dihuni oleh pemain-pemain papan atas dunia. History itulah yang benar-benar telah melekat dan menjadikan Real Madrid sebagai klub yang paling glamour di jagad raya ini.

Real Madrid dikenal dengan dua nama sebutan, yakni Los Merengues dan Los Blancos. Namun kedua julukan itu sempat hilang, ketika di tahun 1980-an wartawan Julio César Iglesias mempopulerkan nama La Quinta del Buitre. Namun, di masa kepemimpinan Florentinao Perez (2000-2006), Real Madrid dikenal dengan nama Los Galacticos. La Quinta del Buitre , julukan ini lenyap bersamaan dengan perginya Butragueno, Michel, dan Martin Vasaquez apda era 90an. Julukan Los Galacticos mengacu pada pemain-pemain bintang yang diboyong selama rezim Florentino Perez, seperti Luis Figo, Roberto Carlos, Zinedine Zidane, Ronaldo, David Beckham, serta satu bintang lokal Raul Gonzales. Untuk semua pemain itu, Perez berani melakukan tindakan kontroversial, salah satunya memboyong Figo dari Barcelona — seteru abadinya — dengan harga tertinggi. Tak berapa lama kemudian Madrid menggulingkan rekor pemain termahal Figo, ketika memboyong Zidane dari Juventus. Kemudian pembelian Davi Beckham yang dapat mendongkrak sisi popularitas dan penjualan merchandise, sebelum akhirnya lepas jabatan pada th 2006.


Sejarah singkat
Sebelum 1897, penduduk Madrid tak mengenal sepak bola. Olahraga ini diperkenalkan sejumlah profesor dan pelajar Institución Libre de Enseñanza, yang mendirikan Football Club Sky tahun 1897. Klub terpecah menjadi dua di tahun 1900,yaitu New Foot-Ball de Madrid dan Club Español de Madrid. Dua tahun kemudian Club Español de Madrid terpecah lagi, dan menghasikan pembentukan Madrid Football Club pada 6 Maret 1902. Setelah tiga tahun berdiri, Madrid FC memenangkan gelar pertamanya dengan mengalahkan Athletic Bilbo di final Piala Spanyol. Klub ini pula yang menjadi pendiri Asosiasi Sepakbola Spanyol pada 4 Januari 1909. Saat itu klub dipimpin Adolfo Meléndez.
Tahun 1920, nama klub akhirnya berubah menjadi Real Madrid oleh Raja Alfonso, yang memberi nama Real, atau Royal, kepada klub itu. Sembilan tahun kemudian liga sepakbola Spanyol pertama didirikan. Si Putih meraih gelar Primera Liga Spanyol pertama tahun 1931, tahun berikut meraihnya lagi, dan menjadi klub pertama yang dua kali berturutan meraih gelar liga. Tahun 1945 Santiago Bernabeu Yeste menjadi presiden. Di masa kepemimpinannya, Stadion Santiago Bernabeu dan Ciudad Deportiva dibangun kembali, setelah rusak pada perang sipil. Tahun 1953, Bernabeu memperkenalkan strategi memboyong pemain berkelas dunia dari luar negeri. Salah satunya, dan yang paling terkenal, adalah Alfredo di Stéfano. Jadilan Real Madrid klub multinasional pertama di dunia. Tahun 1955, Bernabeu bertemu Bedrignan dan Gusztáv Sebes, dan kemudian membentuk turnamen yang kini bernama Liga Champions. Madrid mendominasi Piala Champions (nama sebelum liga champions) dengan meraih trofi itu tahun 1956 sampai 1960, dan berhak atas trofi original dan hak mengenakan simbol UEFA sebagai penghargaan. Tahun 1966, Madrid memenangkan Piala Champions kali keenam dengan mengalahkan FK Partizan 2-1 di final.


Beberapa sebutan pertandingan-pertandingan panas yang dimainkan oleh Real Madrid :
El Derbi madrileño
Fans Real Madrid melihat Atletico Madrid sebagai rival. Hal itu dilatarbrlakangi oleh perbedaan sosial, yakni pendukung Madrid berasal dari kelas menengah, fans Atletico kebanyakan dari kelas pekerja. Keduanya bertemu kali pertama pada 21 February 1929 dan Madrid memenangkannya. Rivalitas keduanya menyita perhatian internasional ketika di tahun 1959 bertemu di semifinal Piala Champions. Madrid memenangkan leg pertama 2-1 di Bernabeu, tapi kalah 1-0 di Metropolitano. Laga diulang, dan Madrid menang 2-1.

El Clásico
Rivalitas Real Madrid dengan Barcelona merupakan hasil dari ketegangan politik Castilians dan Catalan. Madrid adalah pusat pemerintahan dan keluarga kerajaan. Di era diktator Jenderal Franco, Madrid merepresentasikan kekuatan centripetal konservatif. Di sisi lain, hampir semua ide modernisasi politik diperkenalkan di Spanyol dan menguat di Barcelona. Fashion, filosofi, dan seni, masuk ke Spanyol juga lewat Barcelona, sebelum diterima seluruh negeri. Rivalitas keduanya tidak hanya berlangsung di Primera Liga Spanyol, tapi juga di Eropa. Serta tidak hanya di dalam lapangan, tapi juga di semua aktivitas bisnis olahraga. Di tahun 2000, kepergian Luis Figo ke Real Madrid memicu kemarahan publik Katalan.



Stadion
Real Madrid telah berpindah stadion beberapa kali. Mereka pernah bermain di Campo de O’Donnell selama enam tahun, sejak 1912. Kemudian pindah ke Campo de Ciudad Lineal, yang hanya berkapasitas 8,000 penonton. Pada 17 Mei 1923, Madrid pindah Estadio Chamartín, yang hanya menampung 22.500 penonton. Dua dekade kemudian, Santiago Bernabeu Yeste melihat Estadio Chamartín tak layak lagi, sehingga Sebuah stadion baru dibangun, dan diresmikan pada 14 Desember 1947. Stadion itulah yang saat ini dikenal sebagai Stadion Santiago Bernabeu yang dihuni sampai sekarang ini. Stadion Santiago Bernabeu semula mampu menampung 120 ribu penonton, tapi dimordenisasi dengan tidak boleh ada penonton berdiri, menjadi berkapasitas 80.354 kursi. Pada 9 Mei 2006, Stadion Alfredo Di Stefano diresmikan. Di tempat inilah Madrid menjalani latihan. Stadion ini berkapasitas 5.000 penonton, dan fans hanya menyaksikan tim mereka berlatih.


Real Madrid di Era Lima Tahun Terakhir
Dalam lima tahun terakhir, posisi Real Madrid di liga domestik tergusur seiring dengan kesuskesan Barcelona merajai liga primera, dan sebagian menjuarai liga champions. Hal itulah yang memacu Real Madrid untuk selalu membeli pemain-pemain top dunia dan melakukan pergantian pelatih silih berganti. Beberapa pemain top kelas atas dunia didatangkan, seperti ravael Van Der Vart, Arjen Robben, Xabi Alonso, Kaka, dan yang paling heboh dan kontroversial adalah Cristiano Ronaldo, yang menjadikannya sebagai pemain termahal di dunia dengan harga lebih dari Rp 1 triliun rupiah ( Wawww ). Pelatih pun telah beberapa kali melakukan pergantian, seperti Fabio Capello, Manuel Palegrini, dan teranyar adalah sosok pelatih sukses kontroversial, yakni Jose Mourunho. Sejak kedatangan Jose Mourunho, bersamaan dengan hadirnya pemain-pemain dunia seperti Sami Khedira, Mesut Ozil, Angel Di Maria, dan pemain veteran Ricardo Carvalho, permainan Real Madrid dan mentalitas pemain menjadi lebih hidup. Puasa gelar pun akhirnya terobati pada tahun pertama Mourinho, yakni meraih trofi Piala Raja Spanyol dengan menundukkan Barcelona di final melalui gol tunggal dari bintang mereka, Cristiano Ronaldo, pada babak perpanjangan waktu. Di Liga Champions pun Real madrid meraih prestasi dengan melangkah ke semifinal pertama kalinya dalam beberapa tahun dan mengakhiri kutukan Tak Pernah Menang lawan Lyon. Sayangnya, langkah Real Madrid terhenti di semifinal oleh Barcelona, dimana Mourinho menilai adanya konspirasi wasit pada leg pertama dan kedua semifinal LC itu. Di liga domestik, Real Madrid berada di peringkat dua di bawah Barcelona, namun mereka dapat sedikit terhibur dengan gelar el pichichi yang disabet oleh CR7 sekaligus memecahkan rekor gol dalam satu musim di liga primera dengan raihan 40 gol, WAW. Untuk ukuran satu tahun kepelatihannya, Jose Mourinho terbilang sukses dengan berbagai perubahannya itu.


Itulah sedikit banyak yang dapat saya sampaikan tentang Sejarah Real Madrid , History klub dan pemain nya, dan lain-lain. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan Anda akan Real Madrid, khususnya para Madridista di Indonesia. Mohon maaf apabila ada penulisan atau penjelasan yang mungkin keliru atau kurang tepat, namanya juga manusia, hehe.
HALA MADRID

manchester united

sejarah manchester united


Tim pertama kali dibentuk dengan nama Newton Heath Lancashire and Yorkshire Railwaiy F.C. pada 1878 sebagai tim karya Lancashire dan Yorkshire, stasiun kereta api di Newton Heath. Kaos tim berwarna hijau - emas. Mereka bermain di sebuah lapangan kecil di North Road, dekat stasiun kereta api Piccadilly Manchester selama lima belas tahun, sebelum pindah ke Bank Street di kota dekat Clayton pada 1893. Tim sudah memasuki kompetisi sepak bola tahun sebelumnya dan mulai memutuskan hubungannya dengan stasiun kereta api, menjadi perusahaan mandiri, mengangkat seorang sekretaris perkumpulan dan pengedropan "L&YR" dari nama mereka untuk menjadi Newton Heath F.C saja..
Tak lama kemudian, pada tahun 1902, tim nyaris bangkrut, dengan utang lebih dari £2500. Lapangan Bank Street mereka telah ditutup.[5]
Sebelum tim mereka bubar, mereka menerima investasi dari J. H. Davies[ket 1], direktur Manchester Breweries. Awalnya, seorang legenda tim, Harry Stafford, yang merupakan kapten tim, memamerkan anjing St. Bernardnya[ket 2], kemudian Davies memutuskan untuk membeli anjing itu. Stafford menolak, tetapi berhasil memengaruhi Davies untuk menannamkan modal pada tim dan menjadi chairman tim.[6] Diadakan rapat untuk mengganti nama perkumpulan. Manchester Central dan Manchester Celtic adalah nama yang diusulkan, sebelum Louis Rocca, seorang imigran muda asal Italia, berkata "Tuan-tuan, mengapa kita tidak menggunakan nama Manchester United?"[7] Nama ditetapkan dan Manchester United secara resmi eksis mulai 26 April 1902. Davies juga memutuskan untuk mengganti warna tim dan terpilihlah warna merah dan putih sebagai warna tim Manchester United.
Ernest Mangnall ditunjuk menjadi sekretaris klub menggantikan James West yang mengundurkan diri pada tanggal 28 September 1902. Mangnall bekerja keras untuk mengangkat tim ke Divisi Satu dan gagal pada upaya pertamanya, menempati urutan 5 Liga Divisi Dua. Mangnall memutuskan untuk menambah sejumlah pemain ke dalam klub dan merekrut pemain seperti Harry Moger, Dick Duckworth, dan John Picken, ada juga Charlie Roberts yang membuat dampak besar. Dia dibeli £750 dari Grimsby Town pada April 1904, dan membawa tim ke posisi tiga klasmen akhir musim 1903-1904.
Mereka kemudian berpromosi ke Divisi Satu setelah finis diurutan dua Divisi Dua musim 1905–06. Musim pertama mereka di Divisi Satu berakhir kurang baik, mereka menempati urutan 8 klasmen. Akhirnya mereka memenangkan gelar liga pertamanya pada tahun 1908. Manchester City sedang diselidiki karena menggaji pemain diatas regulasi yang ditetapkan FA. Mereka didenda £250 dan delapan belas pemain mereka dihukum tidak boleh bermain untuk mereka lagi. United dengan cepat mengambil kesempatan dari situasi ini, merekrut Billy Meredith dan Sandy Turnbull, dan lainnya. Pemain baru ini tidak boleh bermain dahulu sebelum tahun Baru 1907, akibat dari skors dari FA. Mereka mulai bermain pada musim 1907–08 dan United membidik gelar juara saat itu. Kemenangan 2–1 atas Sheffield United memulai kemenangan beruntun sepuluh kali United. Namun pada akhirnya, mereka tutup musim dengan keunggulan 9 poin dari rival mereka, Aston Villa.
Klub membutuhkan waktu dua tahun untuk membawa trofi lagi, mereka memenangkan trofi Liga Divisi Satu untuk kedua kalinya pada musim 1910–11. United pindah ke lapangan barunya Old Trafford. Mereka memainkan pertandingan pertamanya di Old Trafford pada tanggal 19 Februari 1910 melawan Liverpool, tetapi mereka kalah 4-3. Mereka tidak mendapat trofi lagi pada musim 1911–12, mereka tidak didukung oleh Mangnall lagi karena dia pindah ke Manchester City setelah 10 tahunnya bersama United. Setelah itu, mereka 41 tahun bermain tanpa memenangkan satu trofi pun.
United kembali terdegradasi pada tahun 1922 setelah sepuluh tahun bermain di Divisi Satu. Mereka naik divisi lagi tahun 1925, tetapi kesulitan untuk masuk jajaran papan atas liga Divisi Satu dan mereka turun divisi lagi pada tahun 1931. United meraih mencapaian terendah sepanjang sejarahnya yaitu posisi 20 klasemen Divisi Dua 1934. kekuatan mereka kembali ketika musim 1938–39.

[sunting] Era Sir Matt Busby (1945–1969)

Pada tahun 1945, Matt Busby ditunjuk menjadi manager dari tim yang berbasis di Old Trafford ini. Dia meminta sesuatu yang tidak biasa pada pekerjaannya, seperti menunujuk tim sendiri, memilih pemain yang akan direkrut sendiri dan menentukan jadwal latihan para pemain sendiri. Dia telah kehilangan lowongan manager di klub lain, Liverpool F.C., karena pekerjaan yang diinginkannya itu dirasa petinggi Liverpool adalah pekerjaan seorang direktur, tetapi United memberikan kesempatan untuk ide inovatifnya. Pertama, Busby tidak merekrut pemain, melainkan seorang asisten manager yang bernama Jimmy Murphy. Keputusan menunjuk Busby sebagai manager merupakan keputusan yang sangat tepat, Busby membayar kepercayaan pengurus dengan mengantar United ke posisi kedua liga pada tahun 1947, 1948 and 1949 dan memenangkan Piala FA tahun 1948. Stan Pearson, Jack Rowley, Allenby Chilton, dan Charlie Mitten memiliki andil yang besar dalam pencapaian United ini.
Charlie Mitten pulang ke Colombia untuk mencari bayaran yang lebih baik, tetapi kemampuan pemain senior United tidak menurun dan kembali meraih gelar Divisi Satu pada 1952. Busby tahu, bahwa tim sepak bola tidak hanya membutuhkan pengalaman pemainnya, maka, dia juga berpikir untuk memasukkan beberapa pemain muda. Pertama-tama, pemain muda seperti Roger Byrne, Bill Foulkes, Mark Jones dan Dennis Viollet, membutuhkan waktu untuk menunjukkan permainan terbaik mereka, akibatnya United tergelincir ke posisi 8 pada 1953, tetapi tim kembali memenangkan liga tahun 1956 dengan tim yang usia rata-rata pemainnya hanya 22 tahun, mencetak 103 gol. Kebijakan tentang pemain muda ini mengantarkannya menjadi salah satu manager yang paling sukses menangani Manchester United (pertengahan 1950-an, pertengahan akhir 1960-an dan 1990-an). Busby mempunyai pemain bertalenta tinggi yang bernama Duncan Edwards. Pemuda asal Dudley, West Midlands memainkan debutnya pada umur 16 tahun di 1953. Edwards dikatakan dapat bermain di segala posisi dan banyak yang melihatnya bermain mengatakan bahwa dia adalah pemain terbaik. Musim berikutnya, 1956–57, mereka menang liga kembali dan mencapai final Piala FA, kalah dari Aston Villa. Mereka menjadi tim Inggris pertama yang ikut serta dalam kompetisi Piala Champions Eropa, atas kebijakan FA. Musim lalu, FA membatalkan hak Chelsea untuk tampil di Piala Champions. United dapat mencapai babak semi-final dan kemudian dikandaskan Real Madrid. Dalam perjalanannya ke semi-final, United juga mencatatkan kemenangan yang tetap menunjukkan bahwa mereka adalah tim besar, mengalahkan tim juara Belgia Anderlecht 10–0 di Maine Road.

Sebuah plat kenangan di Old Trafford sebagai penghargaan untuk para pemain yang meninggal pada Tragedi München.
Tragedi terjadi pada musim berikutnya, ketika pesawat membawa tim pulang dari pertandingan Piala Champions Eropa mengalami kecelakaan saat mendarat di München, Jerman untuk mengisi bahan bakar. Tragedi München 1958 tanggal 6 Februari 1958 merenggut nyawa 8 pemain tim - Geoff Bent, Roger Byrne, Eddie Colman, Duncan Edwards, Mark Jones, David Pegg, Tommy Taylor dan Liam "Billy" Whelan - dan 15 penumpang lainnya, termasuk beberapa staf United, Walter Crickmer, Bert Whalley dan Tom Curry.[8] Terjadi 2 kali pendaratan sebelum yang ketiga terjadi kesalahan fatal, yang disebabkan tidak stabilnya kecepatan pesawat karena adanya lumpur. Penjaga gawang United Harry Gregg mempertahankan kesadaran saat kecelakaan itu dan dibawah ketakutan pesawat akan meledak, menyelamatkan Bobby Charlton dan Dennis Viollet dengan mengencangkan sabuk pengamannya. Tujuh pemain United menginggal dunia di tempat sedangkan Duncan Edwards tewas ketika perjalanan menuju rumah sakit. Sayap kanan Johnny Berry juga selamat dari kecelakaan itu, tetapi cedera membuat karier sepak bolanya berakhir cepat. Dokter München mengatakan bahwa Matt Busby tidak memiliki banyak harapan, namun ia pulih dengan ajaibnya dan akhirnya keluar dari rumah sakit setelah dua bulan dirawat di rumah sakit.
Ada rumor bahwa tim akan mengundurkan diri dari kompetisi, namun Jimmy Murphy mengambil alih posisi manager ketika Busby dirawat di rumah sakit, klub melanjutkan kompetisinya. Meskipun kehilangan pemain, mereka mencapai final Piala FA 1958, dimana mereka kalah dari Bolton Wanderers. Akhir musim, UEFA menawarkan FA untuk dapat mengirimkan United dan juara liga Wolverhampton Wanderers untuk berpartisipasi di Piala Champions untuk penghargaan kepada para korban kecelakaan, namun FA menolak. United menekan Wolves pada musim berikutnya dan menyelesaikan liga di posisi kedua klasemen; tidak buruk untuk sebuah tim yang kehilangan sembilan pemain akibat Tragedi München.
Busby membangun kembali tim di awal dekade 60-an, membeli pemain seperti Denis Law dan Pat Crerand. Mungkin orang yang paling terkenal dari sejumlah pemain muda ini adalah pemuda Belfast yang bernama George Best. Best memiliki keatletikkan yang sangat langka. Tim memenangkan Piala FA tahun 1963, walaupun hanya finis diurutan 19 Divisi Satu. Keberhasilan di Piala FA membuat pemain menjadi termotivasi dan membuat klub terangkat pada posisi kedua liga tahun 1964, dan memenangkan liga tahun 1965 dan 1967. United memenangkan Piala Champions Eropa 1968, mengalahkan tim asuhan Eusébio SL Benfica 4–1 dipertandingan final, menjadi tim Inggis pertama yang memenagkan kompetisi ini. Tim United saat itu memiliki Pemain Terbaik Eropa, yaitu: Bobby Charlton, Denis Law and George Best. Matt Busby mengundurkan diri pada tahun 1969 dan digantikan oleh pelatih tim cadangan, Wilf McGuinness.

[sunting] Masa sulit (1969–1986)

Setelah masa yang gemilang, United mengalami masa-masa sulit ketika ditangani Wilf McGuinness, selesai diurutan delapan liga pada musim 1969–70. Kemudian dia mengawali musim 1970–71 dengan buruk, sehingga McGuinness kembali turun jabatan menjadi pelatih tim cadangan. Busby kembali melatih United, walaupun hanya 6 bulan. Dibawah asuhan Busby, United mendapat hasil yang lebih baik, namun pada akhirnya ia meninggalkan klub pada tahun 1971. Dalam waktu itu, United kehilangan beberapa pemain kuncinya seperti Nobby Stiles dan Pat Crerand.
Manager Celtic yang berhasil membawa Piala Champions ke Glasgow, Jock Stein, ditunjuk untuk mengisi posisi manager — Stein telah menyetujui kontrak secara verbal dengan United, tetapi membatalkannya — . Frank O'Farrell ditunjuk sebagai suksesor Busby. Seperti McGuinness, O'Farrell tidak bertahan lebih dari 18 bulan, bedanya hanya O'Farrell bereaksi untuk menanggulangi penampilan buruk dari United dengan membawa muka baru ke dalam klub, yang paling nyata adalah direkrutnya Martin Buchan dari Aberdeen seharga £125,000. Tommy Docherty menjadi manager diakhir 1972. Docherty, atau "Doc", menyelamatkan United dari degradasi namun United terdegradasi pada 1974, yang saat itu trio Best, Law and Charlton telah meninggalkan klub. Denis Law pindah ke Manchester City pada musim panas tahun 1973. Pemain seperti Lou Macari, Stewart Houston dan Brian Greenhoff direkrut untuk menggantikan Best, Law and Charlton, namun tidak menghasilkan apa-apa.
Tim meraih promosi pada tahun pertamanya di Divisi Dua, dengan peran besar pemain muda berbakat Steve Coppell yang bermain baik pada musim pertamanya bersama United, bergabung dari Tranmere Rovers. United mencapai Final Piala FA tahun 1976, tetapi mereka dikalahkan Southampton. Mereka mencapai final lagi tahun 1977 dan mengalahkan Liverpool 2–1. Didalam kesuksesan ini, Docherty dipecat karena diketahui memiliki hubungan dengan istri fisioterapi.
Dave Sexton menggantikan Docherty di musim panas 1977 dan membuat tim bermain lebih defensif. Gaya bermain ini tidak disukai suporter, mereka lebih menyukai gaya menyerang Docherty dan Busby. Beberapa pemain dibeli Sexton seperti Joe Jordan, Gordon McQueen, Gary Bailey dan Ray Wilkins, namun tidak dapat mengangkat United menembus ke papan atas, hanya sekali finis diurutan kedua, dan hanya sekali lolos ke babak final Piala FA, dikalahkan Arsenal. Karena tidak meraih gelar, Sexton dipecat pada tahun 1981, walaupun ia memenangkan 7 pertandingan terakhirnya.
Dia digantikan manager flamboyan Ron Atkinson. Dia memecahkan rekor transfer di Inggris dengan membeli Bryan Robson dari West Brom. Robson disebut-sebut merupakan pemain tengah terbaik sepeninggal Duncan Edwards. Tim Atkinson memiliki pemain baru seperti Jesper Olsen, Paul McGrath dan Gordon Strachan yang bermain bersama Norman Whiteside dan Mark Hughes. United memenangkan Piala FA 2 kali dalam 3 tahun, pada 1983 dan 1985, dan diunggulkan untuk memenangkan liga musim 1985–86 setelah memenangkan 10 pertandingan liga pertamanya, membuka jarak 10 poin dengan saingan terdekatnya sampai Oktober 1986. Penampilan United kemudian menjadi buruk dan United mengakhiri musim di urutan 4 klasemen. Hasil buruk United terus berlanjut sampai akhir musim dan dengan hasil yang buruk yaitu diujung batas degradasi, pada November 1986, Atkinson dipecat. Setelah itu United merekrut pelatih baru, yaitu Sir Alex Ferguson.

[sunting] Era Alex Ferguson (1986–sekarang)

[sunting] Sebelum Treble (1986-1998)

Alex Ferguson datang dari Aberdeen untuk menggantikan Atkinson dan mengantarkan klub meraih posisi 11. Musim berikutnya yaitu musim 1987–88, United menyelesaikan liga di posisi kedua, dengan Brian McClair yang menjadi pencetak 20 gol liga setelah George Best.
United mengalami masa sulit 2 musim berikutnya. Dengan pembelian pemain yang cukup banyak, Ferguson tidak dapat memenuhi harapan suporter. Alex Ferguson telah berada dalam bahaya pemecatan pada awal 1990, tetapi sebuah gol dari Mark Robins membawa United menang 1–0 atas Nottingham Forest dibabak ketiga Piala FA. Ini membuat Ferguson terselamatkan dan pada akhirnya United memenangkan Piala FA, setelah mengalahkan Crystal Palace di partai ulang babak final.
United memenangkan Winners' Cup Eropa di 1990–91, mengalahkan juara Spanyol musim itu, Barcelona di final, tetapi mengecewakan di musim berikutnya karena di liga mereka kalah dari saingan, Leeds United.
Kedatangan Eric Cantona di November 1992 merupakan sebuah langkah krusial United saat itu. Cantona membaur bersama pemain dan memenangkan Final Piala FA menjadikan MU menjadi juara dua di liga dan Piala FA. Ferguson membuat suporter kesal karena menjual beberapa pemain Beberapa dari mereka langsung terpilih menjadi anggota Tim nasional sepak bola Inggris. Secara mengejutkan, United kembali meraih double pada musim 1995–96. Ini adalah pertama kalinya klub Inggris meraih double sebanyak dua kali dan akhirnya mereka mendapat sebutan "Double Double".[9]
Mereka memenangkan liga musim 1996–97 dan Eric Cantona menyatakan pensiun dari persepak bolaan profesional pada usia 30. Mereka mengawali musim 1997–98 dengan baik, tetapi mengakhiri liga pada posisi dua klasemen, dibawah pemenang dua gelar, Arsenal.

[sunting] Treble (1998–1999)


Trofi Treble Manchester United disimpan di museum d Old Trafford.
Musim 1998–99 untuk Manchester United adalah musim tersukses karena mereka berhasil menjadi satu-satunya tim Inggris yang pernah meraih Treble(tiga gelar dalam satu musim) — dengan memenangkan Liga Utama Inggris, Piala FA dan Liga Champion UEFA di musim yang sama.[10] Setelah melewati Liga Utama yang padat, Manchester United berhasil memenangkan liga pada pertandingan terakhir melawan Tottenham Hotspur dengan skor 2–1, ketika Arsenal menang 1–0 atas Aston Villa.[11] Memenangkan Liga Utama merupakan bagian pertama dari treble United, yang disebut Ferguson bagian tersulit.[11] Di final Piala FA mereka bertemu Newcastle United dan menang 2–0 melalui gol Teddy Sheringham dan Paul Scholes.[12] Pada pertandingan terakhir mereka musim itu, pertandingan Final Liga Champions UEFA 1999, mereka mengalahkan Bayern Munich, pertandingan tersebut disebut-sebut sebagai comeback terbaik yang pernah ada, kalah sampai dengan injury time dan mencetak gol dua kali di menit-menit terakhir untuk memastikan kemenangan 2–1.[10] Manchester United juga memenangkan Piala Interkontinental setelah mengalahkan Palmeiras 1–0 di Tokyo.[13]

[sunting] Setelah Treble (1999–sekarang)

United memenangkan liga tahun 2000 dan 2001, tetapi mereka gagal meraih kembali trofi kompetisi Eropa. Pada tahun 2000, Manchester United menjadi salah satu dari 14 pendiri kelompok G-14.[14] Ferguson mengadopsi gaya permainan bertahan dan tetap gagal di kompetisi Eropa dan United menyelesaikan liga pada urutan ketiga klasemen. Mereka meraih kembali gelar liga musim berikutnya dan memulai musim dengan sangat baik, namun penampilan mereka memburuk ketika Rio Ferdinand menerima skorsing 8 bulan karena gagal dalam tes doping. Mereka memenangkan Piala FA 2004, setelah mengalahkan Millwall.
Musim 2004-05, produktivitas gol United berkurang, yang disebabkan oleh cederanya Ruud van Nistelrooy dan United menyelesaikan musim tanpa meraih satu gelar pun. Kali ini, Piala FA dimenangkan oleh Arsenal yang mengalahkan United melalui adu penalti. Di luar lapangan, cerita utamanya adalah kemungkinan klub diambil alih oleh pihak lain dan pada akhir musim, Malcolm Glazer, seorang pengusaha asal Tampa, telah memiliki kepemilikikan United.

Giggs pemain dengan jumlah pertandingan terbanyak untuk United.
United melakukan awal buruk pada musim 2005–06, dengan kepergian Roy Keane yang bergabung dengan Celtic setelah United banyak dikritik publik dan klub gagal melewati babak knock-out Liga Champions untuk pertama kalinya dalam satu dekade setelah kalah dari tim asal Portugal, Benfica. Musim ini adalah musim yang buruk bagi United karena pemain kunci mereka seperti, Gabriel Heinze, Alan Smith, Ryan Giggs dan Paul Scholes cedera. Mereka hanya meraih satu gelar musim itu, Piala Liga, mengalahkan tim promosi Wigan Athletic dengan skor 4–0. United memastikan tempat di urutan kedua klasemen liga dan lolos otomatis ke Liga Champions setelah mengalahkan Charlton Athletic 4–0. Akhir musim 2005–06, satu dari penyerang kunci, Ruud van Nistelrooy, meninggalkan klub dan bergabung dengan Real Madrid, karena hubungannya dengan Alex Ferguson retak.[15]
Musim 2006-07 memperlihatkan gaya permainan United yang menyerang seperti pada dekade 90-an, mencetak 20 gol lebih di 32 pertandingan. Pada Januari 2007, United mendapatkan Henrik Larsson dengan status pinjaman selama 2 bulan dari Helsingborgs, dan pemain itu memiliki pera penting dalam pencapaian United di Liga Champions,[16] dengan harapan meraih Treble kedua; namun setelah mencapai babak semi-final, United kalah dari A.C. Milan 3–5(agregat).[17]
Dalam perayaan ke-50 keikutsertaan Manchester United dalam kompetisi Eropa, dan juga perayaan ke-50 dari Treaty of Rome, Manchester United bertanding melawan Marcello Lippi dan tim Eropa XI di Old Trafford pada 13 Maret 2007. United memenangkan pertandingan 4–3.[18]
Empat tahun setelah gelar terakhir mereka, United meraih kembali gelar juara liga pada 6 Mei 2007, setelah Chelsea bermain imbang dengan Arsenal, meninggalkan the Blues tujuh poin di belakang dengan menyisakan 2 pertandingan, diikuti kemenangan United 1–0 dalam derbi Manchester hari sebelumnya, mengantarkan United ke gelar kesembilan Premiership-nya dalam 15 tahun eksistensinya. Namun, mereka tidak dapat mencapai double keempat mereka, karena Chelsea mengalahkan United 1-0 di final Piala FA 2007 yang berlangsung di Stadion Wembley yang baru.
Pada 11 Mei 2008, United kembali meraih gelar liga setelah mengalahkan Wigan 2-0 di pertandingan terakhir untuk memastikan gelar tersebut, disusul gelar Liga Champions pada tanggal 21 Mei 2008 yang diraih dengan mengalahkan Chelsea 6-5 di final melalui adu penalti setelah bermain seri 1-1 di waktu normal 2x45 menit serta perpanjangan waktu 2x15 menit. Dengan status sebagai juara Liga Champions tersebut, United berhak mengikuti Piala Dunia Antarklub FIFA 2008 dan berhasil menjuarai turnamen tersebut setelah mengalahkan Gamba Osaka 5-3 di semifinal dan LDU Quito 1-0 di final. United pun menjadi klub Eropa kedua yang menjadi juara dunia setelah AC Milan pada 2007. Setahun setelah final Liga Champions UEFA tahun 2008, Manchester United masuk kembali ke final tahun 2009. Manchester United kemudian mengalami kekalahan dalam final Liga Champions UEFA 2008–09, saat menghadapi Barcelona dengan skor 2 – 0 di Roma, Italia.
Musim 2009-10 bukanlah musim yang bagus, karena hanya mendapatkan gelar Piala Liga, hanya finis di posisi kedua, dan terdepak di Liga Champions oleh Bayern Munich. Musim selanjutnya United meraih titel juara liga teratas untuk ke-19 kalinya, melewati Liverpool dengan 18 gelar juara liga, setelah imbang di Blackburn 1-1 untuk penentuan gelar juara dengan Chelsea. Di Eropa, United meraih medali runner-up setelah dihantam pasukan Pep Guardiola,Barcelona 3-1. Di musim tersebut, United kehilangan Gary Neville, Owen Hargreaves, Paul Scholes dan Edwin van der Sar. Di musim 2011-12, United mendapat kemenangan besar atas Arsenal 8-2 di Old Trafford, tetapi kekalahan besar dari Manchester City 1-6 di tempat yang sama. Pertandingan melawan Sunderland (1-0 United) adalah sejarah bagi United, khususnya Sir Alex yang telah resmi 25 tahun bersama United. North Stand resmi diganti namanya menjadi Sir Alex Ferguson Stand. Pada musim itu pula United tidak berhasil menembus 16 besar Liga Champions setelah dikalahkan Basel 1-2 di Swiss. United juga tidak berhasil menembus perempat final Liga Europa setelah tumbang oleh Athletic Bilbao. Di domestik, United disapu Crystal Palace 1-2 di kandang di ajang Piala Liga. United juga menelan kekalahan 1-2 di Anfield dalam ajang Piala FA.

[sunting] Lambang dan warna klub


Lambang Manchester United dari tahun 1960-an hingga awal 1970-an
Ketika nama tim masih Newton Heath, seragam tim berwarna hijau-kuning. Pada tahun 1902, sehubungan dengan pergantian nama menjadi Manchester United, klub mengganti warna seragam mereka menjadi merah (kaos), putih (celana), dan hitam (kaos kaki), yang menjadi standar seragam MU sampai saat ini. Pengecualian ketika tim bertanding di Final Piala FA tahun 1909 melawan Bristol City, kaos berwarna putih berkerah merah berbentuk V. Desain seragam ini kembali digunakan saat 1920-an ketika seragam tim berwarna merah-merah.
Kostum tandang biasanya adalah kaos putih, celana hitam, dan kaos kaki putih, tetap warna lain juga pernah digunakan, termasuk kaos biru bergaris putih yang digunakan dari tahun 1903 sampai 1916, hitam seluruhnya pada 1994 dan 2003 dan kaos biru dengan garis horisontal perak pada tahun 2000. Satu yang paling terkenal, hanya dipakai sebentar, kostum tandang United yang berwarna keseluruhan abu-abu dipakai pada musim 1995–96. Kostum ini tidak digunakan lagi saat MU kalah pada pertandingan pertama pemakaian kostum ini. Pada babak pertama, MU kalah 3-0 dari Southhampton, mereka mengganti seragam yang mereka kenakan menjadi seragam ketiga mereka yang berwarna biru-putih, tetapi pada akhirnya kalah 3–1. Seragam abu-abu tidak pernah lagi digunakan akibat hasil buruk yang mereka dapat pada pertandingan pertama dengan seragam abu-abu itu.[19][20] Seragam tandang MU yang terkenal lainnya adalah kaos putih dengan lengan hitam dan garis emas-hitam. Seragam ini adalah seragam terakhir yang didesain Umbro sebelum MU memilih produsen Nike, dan memperingati 100 tahun pergantian nama dari Newton Heath F.C menjadi Manchester United.
Kostum ketiga United berwarna biru, yang dikenakan pemain saat memenangkan Piala Champions 1968. Pengecualian, kostum kuning terang yang digunakan pada awal 1970-an, seragam biru bergaris putih yang dipakai 1996, dan kaos putih bergaris merah-hitam yang dipakai pada 2004. United juga menggunakan kostum ketiga untuk latihan. United mengadopsi warna kostum hitam keseluruhan pada musim 1998–99 dan kaos biru tua dengan pinggiran marun pada tahun 2001 untuk bertanding melawan Southampton dan PSV Eindhoven.
Lambang Manchester United telah diganti beberapa kali, tetapi perubahan yang dilakukan tidak terlalu signifikan. Setan yang terletak di tengah lambang merupakan akar dari julukan "Setan Merah" (The Red Devils), yang muncul di era 1960-an setelah Matt Busby mendengar itu dari fans tim rugbi Salford.[21] Pada akhir 60-an, lambang setan telah mulai untuk dimasukkan pada brosur program dan syal klub, hingga akhirnya dimasukkan ke dalam lambang klub dengan memegang trisula. Di 1998, logo kembali didesain ulang, kali ini menghilangkan tulisan "Football Club".[22] Perubahan ini bertentangan dengan pendapat suporter, yang memandang bahwa MU semakin menjauhi akar sepak bola dan perubahan ini hanya untuk kepentingan bisnis semata.