sejarah manchester city
City Football Club, tidak terlepas dari peran seorang wanita. Pada
November 1865, Arthur Connell diangkat sebagai Kepala Gereja St.Mark's
di West Gorton, sebuah distrik di timur Manchester, Inggris. Putrinya
Anna Connell (1855-1924) berinisiatif dan memutuskan untuk membentuk
sebuah asosiasi yang mendorong para pemuda paroki untuk berolahraga.
Saat itu tingkat kejahatan dan pengangguran sangat tinggi. Mereka
percaya bahwa olahraga dapat menyatukan dan mengurangi kejahatan di
timur Manchester.
Tahun 1868 sudah terbentuk Tim Kriket Gereja
St.Mark's dan mulai tahun 1875 tim kriket mulai menambahkan permainan
sepakbola yang pada waktu itu mulai populer.
Akhirnya pada tahun
1880 para pemain kriket membentuk tim sepak bola dengan nama St.Marks
(West Gordon) dibawah bimbingan William Beastow dan Anna Connell
(diyakini sebagai satu-satunya wanita telah mendirikan sebuah klub sepak
bola profesional di Inggris).
Tahun 1887 mereka pindah ke markas yang baru di Hyde Road, Ardwick. Nama
klub pun berubah menjadi Ardwick A.F.C. untuk menyesuaikan dengan
letaknya yang baru. Ardwick mulai ikut berkompetisi di divisi 2 Football
League tahun 1892. Setahun kemudian, musim 1893-94, masalah keuangan
membelit klub dan setelah direorganisasi ulang akhirnya mereka berganti
nama lagi menjadi Manchester City Football Club.
Masa Pembentukan (1875-1894)
St.Mark's (1880-1887)
Anggota
Gereja St.Marks dari Inggris, West Gorton, Manchester, mendirikan klub
sepak bola yang sekarang dikenal sebagai Manchester City, untuk tujuan
kemanusiaan. Mereka, berusaha untuk mengekang kekerasan geng lokal dan
alkoholisme dengan membentuk kegiatan baru untuk pria lokal, sementara
pengangguran yang tinggi juga melanda Timur Manchester, khususnya
Gorton.
Semua orang dapat mengikutinya, tanpa memandang agama,
yang pada abad ke-19 sangat sensitif. Anna Connell secara pribadi
mengunjungi setiap rumah di paroki tersebut untuk menarik minat dan
keterlibatan, mengundang baik Protestan dan Katolik untuk mengambil
bagian dalam kegiatan baru tersebut.
Sebuah klub kriket gereja sudah dibentuk sebelumnya pada tahun 1868.
Anna menyampaikan saran kepada pegawai Gereja, William Beastow. Dia
menduga bahwa rutinitas sehari-hari laki-laki akan lebih baik bila
disalurkan melalui permainan kolektif yang dikelola gereja, melalui
permainan olahraga baru, yang semakin populer di akhir abad ke-19 yang
disebut dengan 'sepak bola'. Untuk mewujudkan hal tersebut dan sebagai
bagian dari keinginan Anna Connell untuk menyembuhkan penyakit sosial,
sipir gereja William Beastow dan Thomas Goodbehere memulai menbentuk tim
sepak bola geraja yang disebut St.Mark's (West Gorton), kadang
dituliskan West Gorton (St.Mark's) pada musim dingin tahun 1880.[5] Anna
Connell dikenal sebagai satu-satunya wanita yang membentukan klub
sepakbola utama Inggris.
Pertandingan pertama tim tercatat
terjadi pada 13 November 1880, melawan tim gereja dari Macclesfield.
St.Mark's mengenakan kemeja hitam dengan celana pendek putih. St Marks
kalah dalam pertandingan 2-1, dan hanya memenangkan satu pertandingan
selama musim perdana mereka di 1880-81, dengan kemenangan atas
Stalybridge Clarence Maret 1881.[6]
Pada tahun 1884, klub
bergabung dengan klub lain, yaitu Gorton Athletic. Tetapi merger
tersebut hanya berlangsung beberapa bulan sebelum klub dibagi lagi. St
Mark's menamakan diri mereka dengan Gorton A.F.C sementara Gorton
Athletic berubah menjadi West Gorton Athletic.[7] Dengan perubahan nama
ini, tim secara bertahap kehilangan sentuhan awal agama mereka, dan nama
St.Mark's perlahan memudar, dengan klub sering menempatkan St.Mark's
dalam tanda kurung.
Ardwick A.F.C. (1887-1894)
Pada tahun
1887, Gorton A.F.C. berubah status menjadi profesional dan pindah ke
tempat baru di Hyde Road Ardwick, dan mengganti namanya menjadi Ardwick
AFC untuk mencerminkan lokasi baru di timur kota. Pertandingan pertama
mereka di Hyde Road pada 10 September 1887 direncanakan untuk melawan
Salford AFC sebagai "grand opening" stadion baru. Tetapi pertandingan
tidak jadi dilaksanakan karena Salford AFC tidak dapat bertanding.[8]
Pada
tahun 1889 terjadi bencana ledakan tambang batubara dekat Hyde Road
yang menyebabkan kematian 23 penambang. Ardwick dan Newton Heath, yang
keduanya kemudian menjadi Manchester City dan Manchester United,
mengadakan pertandingan persahabatan di bawah lampu sorot, dalam rangka
menghimpun dana bantuan bencana.
Pada tahun 1885 diadakan Piala
Manchester (Manchester Cup) untuk pertama kalinya. Ardwick AFC menjadi
lebih dikenal luas pada tahun 1891, setelah menjuarai Manchester Cup
untuk pertama kalinya, mengalahkan Newton Heath 1–0 di final.[9]
Keberhasilan
ini berpengaruh terhadap keputusan Football Alliance untuk menerima
Ardwick sebagai anggota untuk musim 1891-1892. Pada saat Football
Alliance bergabung dengan Football League pada tahun 1892, Ardwick AFC
menjadi sebagai salah satu anggota pendiri Divisi Dua.
Masalah
keuangan di musim 1893-1894 menyebabkan reorganisasi dalam klub, dan
Ardwick berubah menjadi Manchester City, dengan nama resmi Manchester
City Football Club Company Limited dan menjadi perusahaan yang terdaftar
pada tanggal 16 April 1894.
Masa awal Manchester City F.C (1894-1928)
Masa Perkembangan (1894-1898)
Billy Meredith "The Welsh Wizard" pemain kunci City diawal pembentukan
Mulai
tahun 1894 klub ditata ulang oleh manajemen. Manajer Yosua Parlby
merekrut Billy Meredith yang berusia 19 tahun dari Northwich Victoria.
"The Welsh Wizard" tersebut sangat hebat karena mempunyai telenta yang
tinggi dan masa depan yang bagus. Billy bermain untuk tim nasional Wales
dan menang pertama kali pada tahun 1895. Namun, ia terus bekerja di
bawah tanah sebagai penambang selama seminggu sampai 1896, ketika
Manchester City akhirnya bersikeras bahwa dia harus melepaskan pekerjaan
tambang batu bara nya.
Klub ini berkembang dengan pesat dan pada
tahun 1895, dan sudah menarik lebih dari 20.000 orang sebagai
pendukung. Para pendukung Manchester City waktu itu dikenal sebagai
penggemar riang klub mereka, sering menyalurkan antusiasme mereka dan
menciptakan suasana yang ramai di Hyde Road, dengan terompet.
Kadang-kadang sesekali mereka memakai pakaian yang mewah.
Manchester City saat menjuarai Piala FA 1904
Pada
tahun 1899, klub menjuarai Divisi II dan berhak promosi untuk pertama
kalinya ke tingkat tertinggi dalam sepak bola liga Inggris saat itu,
Divisi I.
Klub akhirnya mencatatkan gelar pertamanya pada tanggal
23 April 1904, dengan mengalahkan Bolton Wanderers 1–0 di Crystal
Palace dalam sebuah final turnamen sistem gugur paling bergengsi di
sepak bola Inggris, yaitu Piala FA atau lebih dikenal dengan FA Cup.
Klub nyaris mendapatkan gelar ganda pada tahun 1904 karena mengakhiri
liga Divisi I sebagai runner-up pada musim 1903-1904.
Pindah ke Maine Road (1923)
Pada
tahun 1920, Hyde Road menjadi stadion sepakbola pertama di luar London
yang dikunjungi oleh raja yang berkuasa.[10] Pada tanggal 27 Maret 1920
Raja George V hadir di Hyde Road untuk menyaksikan pertandingan antara
Manchester City dan Liverpool.[11]
Bulan November sebuah
kebakaran yang disebabkan oleh rokok menghancurkan tribun utama dan
akhirnya Manchester City mulai mencari rumah baru. Awalnya diusulkan
kemungkinan untuk berbagi Stadion Old Trafford dengan tetangganya,
Manchester United. Namun sewa yang diusulkan United terlalu mahal,
sehingga Hyde Road diperbaiki dan City terus bermain di Hyde Road.
Rencana
untuk pindah dari timur Manchester ke selatan Manchester di Maine Road,
Moss Side membuat marah John Ayrton, Direktur Manchester City saat itu.
John akhirnya berpisah dari klub dan mendirikan Manchester Central FC,
karena merasa harus ada sebuah tim sepak bola dari timur Manchester.
Akhirnya
rencana klub untuk pindah ke basis baru di Maine Road, Moss Side
diumumkan pada tahun 1922. Pertandingan terakhir Manchester City di Hyde
Road adalah pertandingan liga melawan Newcastle United pada 28 April
1923, dan pada bulan Agustus 1923 menjadi pertandingan sepak bola
terakhir yang diadakan di Hyde Road. Manchester City memulai musim
1923-1924 di Maine Road, yang saat itu memiliki kapasitas 85.000 dan
dijuluki Wembley of The North
Setelah itu beberapa bagian dari
Hyde Road masih digunakan. Atap stand utama dijual ke Halifax Town, dan
didirikan The Shay Stadium dimana atap stand utama masih digunakan.
Selama satu dekade, semua jejak sepak bola menghilang dari Hyde Road.
Pada 2008, lokasi bekas lapangan adalah depo bus, sebagai tempat latihan
para supir.
Tahun 1926 klub mencapai Final Piala FA, dan mencetak 31 gol dalam 5
pertandingan dalam perjalanan ke final. Namun di pertandingan final
City dikalahkan 1–0 oleh Bolton Wanderers. Kekecewaan bertambah, karena
di liga City terdegradasi di akhir musim. Tahun 1928 City menjadi juara
Divisi II dan kembali promosi ke Divisi I.
Periode 1928-1965
Tim Tahun 1930-an
Pada
tahun 1930-an City mulai menjadi penantang serius, dalam berbagai
kesempatan di Piala FA. Di tahun 1930-an City mempunyai beberapa nama
terkenal seperti Matt Busby yang kemudian menjadi Manager Manchester
United, Frank Swift seorang penjaga gawang dengan rentang tangan hingga
jari mencapai 12 inci, yang masih dianggap sebagai salah satu penjaga
gawang terbaik sepanjang masa. Kemudian ada striker yang sulit dipahami
karakternya tapi rawan cedera yaitu Fred Tilson dan kapten yang sangat
berpengaruh yaitu Sam Cowan. Di sebuah pertandingan final, sebelum
pertandingan pada saat bersalaman, Sam Cowan memberitahukan kepada Raja
dengan mengatakan , "Yang Mulia, ini adalah Tilson. Dia hari ini bermain
dengan kaki yang patah".
Cowan menjadi kapten City, menggantikan
Jimmy McMullan. Selama menjadi kapten, City mencapai final Piala FA
sebanyak 2 kali. Yang pertama adalah pada tahun 1933, melawan Everton.
Selama pertandingan Cowan sering berhadapan langsung melawan Kapten
Everton Dixie Dean. Kedua pemain terkenal karena kemampuan mereka dalam
menjaga daerahnya. Matt Busby mengatakan bahwa "Cowan bisa menyundul
bola sama jauhnya jika kita menendang dengan kaki". Tetapi Dean menang
dalam pertempuran udara, mencetak gol kedua Everton dengan sundulan
kepala. Kehadiran Dean memberi Cowan dilema, dia terpecah antara tekad
untuk tidak meninggalkan Dean dan keinginan untuk membantu menyerang ke
depan. Akhirnya Everton menang 3-0.
Tapi pada saat Cowan menerima
medali sebagai runner-up dari Duke of York, ia mengatakan bahwa ia akan
kembali tahun depan sebagai pemenang. Sesuai dengan perkataan Cowan,
City kembali ke Wembley pada tahun berikutnya (1934), dan akhirnya
memenangkan Piala FA, Cowan memenuhi janjinya. Klub mengakhiri liga pada
tahun 1930 di posisi ketiga, dan kalah tipis dari Arsenal oleh gol
Herbert Chapman di menit terakhir pada semi-final Piala FA 1932.
Spesialis Piala FA
Raja George V hadir di Wembley pada Final Piala FA 1934 Manchester City vs Portsmouth
City
mendapatkan reputasi sebagai spesialis Piala FA pada tahun-tahun itu.
Pada tahun 1934, 84.559 pendukung datang memenuhi Maine Road untuk
menyaksikan City melawan Stoke City di perempat final. Rekor kehadiran
tersebut masih bertahan hingga saat ini.
Di final Piala FA 1934,
Cowan menjadi pemain pertama dan satu-satunya pemain City yang tampil di
tiga final Piala FA. Dia adalah kapten saat City menang 2-1 atas
Portsmouth. Sebagai kapten tim Cowan sangat bertanggung jawab untuk
memotivasi sesama pemain dan menjaga taktik pertandingan. Pada era itu,
seorang kapten dapat seperti manager, yang secara administrasi dapat
memberikan masukan taktik.
Semusim setelah kemenangan Piala FA,
klub mengakhiri liga di urutan keempat pada musim 1934-35 dan gagal
memperbaiki rekor Piala FA setelah kalah 1-0 dari Tottenham di babak
ketiga. Di musim 1935-1936 berikutnya City harus berjuang untuk
mengakhiri liga di posisi kesembilan.
Juara Liga Pertama (1937)
City
akhirnya merebut gelar juara liga Divisi I pertama mereka pada tahun
1937 setelah menjadi runner-up dua kali di 1903-04 dan 1920-21, dan
berakhir di tempat ketiga sebanyak tiga kali di 1904-05, 1907-08 dan
1929-30. City keluar sebagai juara dan satu-satunya tim dengan mencetak
lebih dari 100 gol, serta tidak terkalahkan selama 22 pertandingan di
liga.
Juara Bertahan Terdegradasi (1938)
Di musim 1937-1938
berikutnya mereka langsung terdegradasi ke divisi II, kendati mencetak
gol lebih banyak dari tim manapun di liga. Peristiwa ini dikaitkan
dengan typical City syndrome. City menjadi satu-satunya juara bertahan
yang terdegradasi dalam sejarah sepak bola Inggris.
Setelah satu
musim di Divisi II, akhirnya liga dihentikan karena terjadinya Perang
Dunia II. Selama periode enam tahun, Liga Perang diperkenalkan, namun
hal ini hanya bertujuan sebagai olahraga hiburan yang ditujukan untuk
memberikan semangat kepada seluruh rakyat di kota-kota di seluruh
Inggris. Beberapa pemain memilih untuk bermain untuk City selama perang
dan beberapa bermain sebagai tamu untuk tim lain seperti Frank Swift.
Sedangkan Jackie Bray bergabung dengan Angkatan Udara Inggris, Royal Air
Force pada tahun 1940 untuk ikut membantu perang dan dianugerahi Medali
Kerajaan Inggris karena jasa-jasanya selama perang.
20 tahun
kemudian, Manchester City yang terinspirasi kan taktik bernama Revie
Plan berhasil masuk final Piala FA 1955. Mereka kalah di final melawan
Newcastle United, tapi tahun berikutnya mereka menjuarai Piala FA dengan
mengalahkan Birmingham di final 3-1. Partai final tahun 1956 ini
termasuk partai final Piala FA yang dikenang orang banyak karena di
pertandingan itu kiper City, Bert Trautmann, terus bermain walaupun
mengalami patah tulang leher.
Setelah itu City tenggelam dan baru
muncul ke permukaan saat Joe Mercer dan Malcolm Allison ditunjuk untuk
menjadi duo manajer klub pada tahun 1965.
Periode 1965-2001
Malcolm Allison pada saat City juara Piala Carling 1970
Setelah
Joe Mercer ditunjuk sebagai manager, mereka membuat pembelian
terpentingnya pada Mike Summerbee dan Colin Bell. Dua musim berikutnya,
musim 1967-1968, Manchester City menjuarai divisi satu untuk kedua
kalinya. Pada partai terakhir mereka memastikan gelar juara dengan
kemenangan 4–3 di kandang Newcastle. Piala dan prestasi pun kemudian
mulai mengalir datang. Piala FA mereka raih lagi pada tahun 1969 serta
Piala Winners Eropa pertama kalinya mereka raih pada tahun 1970 dengan
mengalahkan Gornik Zabrze 2–1 di final.
Rivalitas dengan klub
sekota, Manchester United, selalu sengit. Salah satu partai yang banyak
dikenang adalah pada partai terakhir di musim liga 1973–1974. Derby
panas tak terelakkan tatkala baik City maupun United harus menang agar
bisa selamat dari degradasi. Pemain legendaris MU, Denis Law, mencetak
satu-satunya gol kemenangan yang juga otomatis melempar rival sekotanya
ke divisi 2. Tahun 1976 mereka meraih Piala Liga dengan mengalahkan
Newcastle di final 2–1.
Manchester City tidak menghasilkan gelar
penting dan hanya timbul-tenggelam di Premiership. Mereka hanya promosi
ke divisi utama namun kemudian terdegradasi lagi ke divisi 2. Bahkan
pada tahun 1998 mereka terdegradasi sampai ke divisi 3 (Football League
One). Setelah kedatangan David Bernstein sebagai chairman yang baru,
City pun mulai berbenah.
Periode 2001-Sekarang
Pada tahun
2001, Kevin Keegan ditunjuk untuk menangani Citizens, pada saat itu City
bermain di divisi 2 (Football League Championship). Dibawah Kevin
Keegen mereka berhasil menjuarai Football League Championship dan mereka
pun berhasil promosi ke Liga Utama Inggris.
Maret 2005 Keegan
mundur dan Stuart Pearce menggantikannya sebagai caretaker atau manager
sementara. Penampilan City yang cemerlang membuat Pearce diangkat
sebagai manager penuh dan musim 2005-2006 Pearce membawa City menempati
urutan ke-6 Liga Utama. Musim berikutnya penampilan City menurun drastis
dan hanya menghuni papan bawah klasemen walaupun tidak sampai
terdegradasi. Pearce akhirnya dipecat dan digantikan mantan manajer tim
nasional Inggris, Sven-Göran Eriksson. Pada saat itu Manchester City
telah dimiliki oleh miliuner ambisius yang juga bekas perdana menteri
Thailand, Thaksin Shinawatra.
Di bawah Eriksson, City tampil
perkasa pada awal kompetisi namun mulai kehilangan keseimbangan mulai
dari pertengahan kompetisi, walaupun demikian mereka bisa mencapai zona
Piala UEFA berkat penampilan fair playnya. Thaksin yang tidak sabaran
sudah ingin memecat Eriksson sebelum akhir kompetisi jika saja tidak
ditahan oleh fans Citizen yang merasa Thaksin terlalu semena-mena dan
tidak memperhatikan keinginan fans City. Pemecatan Eriksson hanya
tertunda sebentar dan benar-benar dilakukan saat akhir kompetisi.
Mark
Hughes, manager Blackburn Rovers dan juga mantan pemain kesayangan klub
sekota Manchester United, ditunjuk untuk menggantikannya. Dibawah
Hughes, City berhasil menempati posisi Liga Utama Inggris pada musim
2008-09 dan juga berhasil menembus babak perempat-final Piala UEFA.
Hughes hanya bertahan hingga setengah musim 2009–10, dimana ia
digantikan oleh Roberto Mancini.
Dibawah Mancini, City berhasil
menempati posisi kelima pada Liga Utama Inggris musim 2009–10. Musim
berikutnya, City berhasil menjuarai Piala FA setelah mengalahkan Stoke
City 1–0 dan berhasil menempati posisi ketiga pada Liga Utama, hanya
perbedaan selisih gol saja yang membuat City gagal menggusur Chelsea
dari peringkat kedua. Musim 2011–12 menandai keberhasilan City menyudahi
44 tahun puasa gelar juara Liga (terakhir pada tahun 1968) dalam
kompetisi yang ketat dengan Manchester United. City berhasil juara
dengan perbedaan selisih gol yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar